Aplikasi Metaverse Izinkan Anak Masuk ke Strip Club Virtual

Aplikasi Metaverse Izinkan Anak Masuk ke Strip Club Virtual

Nasional

Liburan menggunakan Virtual Reality di Jepang. Foto: Kim Kyung-hoom/REUTERS

Sebuah aplikasi metaverse mengizinkan anak di bawah umur untuk masuk ke strip club virtual. Temuan yang pertama kali dilaporkan BBC ini pun menimbulkan kecaman dari organisasi amal anak-anak.

Metaverse merupakan dunia virtual di mana orang-orang dapat bekerja dan bermain. Bagi sejumlah perusahaan teknologi besar, seperti Facebook, metaverse merupakan masa depan industri internet. Namun, tampaknya metaverse masih memiliki masalah terkait keamanan penggunanya.

BBC melaporkan bahwa aplikasi metaverse bernama VRChat memungkinkan anak di bawah umur untuk masuk ke strip club virtual. Dalam investigasinya, peneliti BBC menemukan bahwa VRChat tidak memverifikasi identitas asli dan umur pengguna.

Orang bisa memakai VRChat hanya dengan masuk ke akun Facebook.

VRChat bukanlah aplikasi metaverse yang dikembangkan Facebook. Meski demikian, aplikasi ini tersedia di toko aplikasi yang ada di perangkat VR buatan Facebook, Meta Quest.

Di VRChat, orang bisa masuk ke berbagai ruangan virtual. Beberapa di antaranya bertema keseharian — seperti restoran McDonald’s — tetapi ada pula strip club virtual.

BBC melaporkan bahwa avatar pengguna dapat “telanjang dan melakukan hal-hal yang (tak dapat diungkapkan dengan kata-kata)”, hingga melakukan “permainan peran erotis”.

Ilustrasi metaverse. Foto: tolgart/Getty Images

Menanggapi temuan ini, organisasi amal anak National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC) mengatakan bahwa perbaikan keamanan online adalah masalah yang mendesak.

Kepala kebijakan keamanan anak online di NSPCC, Andy Burrows, bahkan menyebut bahwa metaverse secara desain berbahaya.

“Anak-anak dihadapkan pada pengalaman yang sama sekali tidak pantas, benar-benar sangat berbahaya,” kata Burrows kepada BBC.

“Ini adalah produk yang berbahaya secara desain, karena kelalaian dan kelalaian. Kami melihat produk diluncurkan tanpa ada saran bahwa keselamatan telah dipertimbangkan,” katanya.

Temuan peneliti BBC menambah daftar kerentanan keamanan metaverse. Sebelumnya, pada Desember lalu platform metaverse Facebook menghadapi 2 laporan pelecehan seksual dari pengguna.

Induk perusahaan Facebook, Meta, mengatakan bahwa mereka memiliki alat yang memungkinkan pemain untuk memblokir pengguna lain. Mereka kini sedang mencari cara untuk membuat peningkatan keamanan.