Ogoh-ogoh di Jalan Nusa Indah, Denpasar, Bali – foto: Ade Gita Ahimsa
DENPASAR, kanalbali.com – Setelah dua kali Hari Raya Nyepi tanpa arak-arakan Ogoh-ogoh, pada Rabu (2/3/2022) malam nanti, warga Bali akan kembali melakukan ritual pengerupukan dengan mengarak boneka raksasa itu.
Ogoh-ogoh di Banjar Dauh Tangluk, Denpasar, Bali – Foto: Ade Gita Ahimsa
Ogoh-ogoh merupakan simbol kekuatan jahat atau Bhutakala yang nantinya akan dimusnahkan menjelang Nyepi sehingga pada tahun baru Saka, umat Hindu dapat memulainya dengan jiwa yang jernih. Pengarakan Ogoh-ogoh di Bali adalah tradisi yang baru muncul di tahun 80-an namun kehadirannya selalu dinantikan khususnya oleh kalangan Yowana (anak muda-red).
Ogoh-ogoh di Banjar Taensiat, Denpasar, Bali – Foto; Ade Gita Ahimsa
Gubernur Bali Wayan Koster sebelumnya sempat ragu untuk mengizinkan kembali acara ini. Sebab, situasi pandemi COVID-19 belum sepenuhnya usai. Ia akhirnya memberikan izin setelah desakan yang begitu kuat di media sosial. Namun, acara itu boleh dilakukan dengan berbagai pembatasan seperti jumlah arak-arakan hanya 25 orang saja.
Ogigh-ogoh di Banjar Klandis, Sumerta Klod, Denpasar, Bali – Foto: Ade Gita Ahimsa
Dalam pelaksanaannya, Koster meminta agar ogoh-ogoh hanya dapat digelar di lingkungan banjar (dusun) atau desa setempat. Peserta sudah mengikuti vaksinasi dua kali, dan harus berstatus negatif negatif COVID-19 berdasarkan rapid test antigen.
Ogoh-ogoh di Banjar Abian Kapas Kaja, Denpasar, Bali – Foto: Ade Gita Ahimsa
Selain itu, Koster telah menyiapkan hadiah kompetisi ogoh-ogoh tersebut di tingkat Kabupaten atau kota dengan rincian peringkat I (Rp 50 juta), peringkat II (Rp 35 juta), dan peringkat III (Rp 25 juta), serta tiga karya terbaik mendapat Rp 5 juta. Bila ditotalkan hadiah mencapai Rp 1,9 Miliar. (Kanalbali/RFH)