Harga Pangan Meningkat, Inflasi Diperkirakan Naik Tipis di Januari 2022

Nasional

Warga antre saat Operasi Pasar (OP) minyak goreng di halaman kantor Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (17/1). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Laju inflasi selama bulan ini diperkirakan masih rendah, meskipun sejumlah pangan mengalami kenaikan harga. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan inflasi Januari 2022 mencapai 0,55-0.60 persen secara bulanan/month to month (mtm) atau 2,1 persen secara tahunan/year on year (yoy).

Bhima menuturkan, inflasi tersebut mengalami sedikit kenaikan dibanding Januari 2021 lalu yang mencapai 1.58 persen (yoy). Menurutnya, masih rendahnya inflasi di bulan ini karena permintaan yang rendah (low season), serta adanya varian Omicron cukup berdampak ke kepercayaan masyarakat untuk berbelanja.

Adapun penyebab inflasi ini didorong oleh kenaikan harga pangan. Bhima mencontohkan, persoalan harga minyak goreng belum bisa diselesaikan dengan kebijakan subsidi akibat stok yang terbatas. Selain itu, Bhima menilai kebijakan minyak goreng satu harga senilai Rp 14 ribu per liter tidak efektif.

“Stok juga habis untuk minyak goreng subsidi, ditambah lagi tidak menyentuh pasar tradisional,” kata Bhima kepada kumparan, Minggu (30/1).

Tidak menutup kemungkinan, inflasi akan lebih tinggi 2-3 bulan ke depan khususnya April saat Ramadhan dimulai. Inflasi saat Bulan Ramadhan akan rentan berdampak bagi orang miskin dan kelas menengah. “Jika tidak diantisipasi rentan pacu penimbunan pangan,” ujarnya.

Selain itu telur ayam, daging ayam ras, dan cabai rawit turut berdampak ke inflasi volatile food yang makin tinggi. “Perlu diperhatikan efek harga minyak dunia yang naik dan volatilitas nilai tukar serta biaya logistik yang mahal untuk impor akan sebabkan produsen menyesuaikan harga di level konsumen,”

Bhima menambahkan, cepat atau lambat, biaya dari sisi produsen akan diteruskan ke harga jual produk akhir khususnya elektronik, makanan minuman serta sparepart otomotif.

Bhima juga memproyeksikan inflasi sepanjang tahun 2022 berkisar 4-5 persen yoy. Momen krusial dalam pengendalian inflasi akan terjadi di kuartal kedua.

Sebaliknya, tarif pesawat dan berbagai komoditas seperti cabai merah mengalami deflasi. “Tarif pesawat juga mengalami deflasi karena low season,” jelas dia.

Sementara itu, berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Januari 2022, perkembangan harga pada Januari 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,53 persen (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Januari 2022 secara tahun kalender sebesar 0,53 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,15 persen (yoy).

Penyumbang utama inflasi Januari 2022 sampai dengan minggu IV yaitu komoditas Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT) sebesar 0,12 persen (mtm), daging ayam ras sebesar 0,09 persen (mtm), tomat dan beras masing-masing sebesar 0,05 persen (mtm), telur ayam ras, sabun detergen bubuk/cair dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm). Bawang merah sebesar 0,02 persen (mtm), cabai rawit, minyak goreng, jeruk, mi kering instan, bawang putih, kangkung, gula pasir dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi yaitu cabai merah sebesar minus 0,05 persen (mtm) dan tarif angkutan udara sebesar minus 0,02 persen (mtm).

Leave a Reply