Imlek 2022 Tanggal Berapa? Ini Ketentuannya Menurut SKB 3 Menteri

Nasional

Imlek. (Foto: GDJ by https://pixabay.com)

Dalam sejarah, perayaan Tahun Baru Imlek termasuk bagian dari pesta rakyat, yakni untuk menyambut musim semi baru. Imlek 2022 tanggal berapa? Menurut SKB 3 Menteri, Hari Raya Tahun Baru Imlek 2753 tahun ini jatuh pada tanggal 1 Februari 2022 dengan shio Macan Air. Dikutip dari buku Majalah Notre Dame Edisi 29 (2020: 12), adanya Imlek merupakan salah satu cara terwujudnya rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan hasil bumi yang baik bagi manusia khususnya di Indonesia yang tanahnya sangat subur.

Tahun Baru Imlek merupakan hari raya tradisional masyarakat Tionghoa yang paling utama. Biasanya, perayaan ini berlangsung selama lima belas hari, mulai dari hari pertama bulan Imlek sampai dengan Festival Lampion Yuán xiâo jié.

Perayaan Tahun Baru Imlek 2022

Imlek. (Foto: CokeLifeCreative by https://pixabay.com)

Imlek 2022 tanggal berapa? Perlu dicatat, Hari Raya Tahun Baru Imlek 2753 tahun ini jatuh pada tanggal 1 Februari 2022. Dikutip dari buku Celotehan Pasien yang ditulis oleh Aloysius Budi Purnomo (2012: 172), selama Hari Imlek, pernak-pernik mewarnai rumah-rumah, orang-orang pun saling mengucapkan “selamat” satu sama lain, karena mereka dengan selamat telah melewati satu tahun yang baru lampau, saat untuk meninggalkan yang lama dan menyambut yang baru, dengan ungkapan guònián yang menyatakan bahwa tahun yang lama telah berlalu dan bàinián untuk menyambut tahun yang baru.

Gong Xi Fat Cai… Gong Xi Fat Cai…, ucapan selamat tersebut juga sering kita dengar setiap merayakan Tahun Baru Imlek. Ucapan tersebut memiliki arti yang sangat mendalam bagi mereka yang merayakannya, ya berarti selamat berbahagia dan kaya raya.

Ada nilai-nilai penting yang dapat direnungkan dari Perayaan Imlek. Pertama, Tahun Baru Imlek dihayati dengan harapan baru memasuki tahun baru dalam kemenangan. Musim dingin yang mematikan diganti dengan musim semi yang penuh harapan. Kedua, kebersamaan dalam semangat persaudaraan sebagaimana ditandai dalam makan bersama antar keluarga, sehingga persaudaraan kian dihayati dalam cinta kasih yang saling bersaudara. Ketiga, saling berbagi berkat, dalam bentuk angpao (amplop merah) yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya. (CHL)

Leave a Reply