Jokowi Diskusi dengan Tokoh Adat Kaltim, Masyarakat Adat Minta Dilibatkan di IKN

Nasional

Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor (kanan) saat meninjau lokasi rencana ibu kota baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kaltim. Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden

Presiden Jokowi berdiskusi bersama sejumlah tokoh adat Kaltim. Dalam kesempatan ini, Jokowi mendengar aspirasi terkait pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Pertemuan ini turut dihadiri Mensesneg Pratikno hingga Gubernur Kaltim Isran Noor. Pemerintah memastikan, pembangunan IKN akan terus memperhatikan aspek budaya dan kearifan lokal.

Hal tersebut dipastikan Deputi Bidang Pemantauan Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Bappenas, Taufik Hanafi, menjelaskan hasil pertemuan tersebut seperti dilihat dari Youtube Sekretariat Presiden, Senin (31/1)

“Ada masukan-masukan yang sangat berharga oleh dari pentingnya memperhatikan kearifan lokal, penguatan SDM, dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah aspek budaya dan ini terus akan diperhatikan dan ditingkatkan di dalam pengembangan IKN,” jelasnya.

Desain Istana Kepresidenan karya Nyoman Nuarta di ibu kota baru. Foto: Dok. Nyoman Nuarta

Sementara itu, Kepala Adat Dayak Kenya Ajang Tedung menyambut baik pembangunan IKN. Namun dalam pembangunannya, ia menyampaikan 3 aspirasi terkait kepentingan masyarakat adat.

“Yang pertama itu dengan adanya IKN tolong di dalam Badan Otorita itu masyarakat adat bisa diakomodir. yang kedua, dalam pembangunan fisik masyarakat adat sebagai mitra kerja. Yang ketiga, kearifan lokal, tolong perhatikan kearifan lokal, adat istiadat budaya,“ ujar Tedung.

Aspirasi lainnya disampaikan Sultan Paser H Muhammad Jarnawi. Ia berharap IKN mampu membawa wajah baru dan martabat Indonesia di mata dunia.

Infografik Ibu Kota Baru RI Bernama Nusantara.
Foto: kumparan

Ia juga berharap Kesultanan Paser diberi kesempatan untuk dilibatkan, dengan pembuatan Istana Kesultanan Paser di dekat IKN hingga pelestarian hutan.

“Kami berharap juga ada hutan adat yang masih asli, tetap dibangun dan ini sebagai peradaban manakala anak cucu kami nanti bertanya letak hutan di mana. Insyaallah, hutan yang asli itu masih utuh di tempatnya,” urai Jarnawi.

Hadir juga dalam kesempatan itu, Sultan Kutai Muhammad Arifin, Ketua Kerukunan Bubuhan Banjar Syarifuddin HR dan Wakil Ketua 2 Keluarga Kerukunan Sulawesi Selatan Andi Singkeru.

Leave a Reply