Kebutuhan Gula Menjelang Lebaran 2022 Meningkat 10 Persen

Nasional

Ilustrasi gula pasir. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan

Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) memperkirakan kebutuhan gula meningkat 10 persen menjelang Lebaran 2022. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk setiap tahun.

“Untuk kebutuhan industri sebenarnya tidak pernah terkendala, setiap tahun bisa diprediksi,” kata Ketua Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia, Bernardi Dharmawan, saat Munas AGRI 8, Jakarta, Kamis (20/1).

Impor gula tengah dilakukan untuk mempersiapkan kebutuhan gula tersebut. Sebagian gula impor juga sudah sampai di Indonesia.

Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Andika mengaku perencanaan kebutuhan gula menjelang Ramadhan dan Lebaran sudah matang.

“Kemarin, kita sudah rapat berulang kali. Mudah-mudahan bisa sesuai dengan harga di tahun 2021,” ujar Putu.

Ilustrasi gula pasir. Foto: Nugroho Sejati/kumparan

Proyeksi Kebutuhan Gula Tahun 2022

Kebutuhan gula diproyeksikan mencapai 3,4 juta ton pada tahun ini. Kebutuhan gula tersebut berasal dari kebutuhan gula konsumsi, industri makanan dan minuman, serta kebutuhan farmasi. Putu berharap proyeksi kebutuhan tersebut bisa dikendalikan.

“Untuk kebutuhan gula konsumsi, itu sekitar 800 ribu ton per tahun. Ada juga yang diimpor untuk proses pembuatan sirup, dan ada kebutuhan gula spesifik yang belum kita produksi,” kata Putu.

Putu berharap proyeksi tersebut dapat tumbuh sebesar 5 persen. Perkiraan sebulan, kebutuhan gula rafinasi berkisar 250.000 – 300.000.

Leave a Reply