Kemendag Berantas 10 Ribu Minyak Goreng Mahal di E-commerce

Kemendag Berantas 10 Ribu Minyak Goreng Mahal di E-commerce

Nasional

Ilustrasi membeli minyak goreng. Foto: Shutter Stock

Kementerian Perdagangan (Kemendag) masih berupaya memastikan kelancaran distribusi dan memberantas minyak goreng dengan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan melalui Permendag No 6 Tahun 2022, bahkan hingga ke marketplace atau e-commerce.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan, menyebutkan masyarakat masih sulit menemukan minyak goreng terjangkau yaitu Rp 14.000 untuk kemasan premium, Rp 13.000 kemasan sederhana, dan Rp 11.500 untuk curah di pasar tradisional maupun ritel modern.

“Sekali pun di online harga tinggi juga ada. Yang online kami sedang sisir dan sudah lebih dari 10 ribu kita takedown karena ada perdagangan yang melanggar ketentuan HET,” ungkap Oke saat Dialog Aktual, Selasa (8/3).

Oke mengungkapkan, ada kesulitan dari para marketplace seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak untuk memberantas para pedagang minyak goreng. Sehingga, pemerintah sedang mempertimbangkan untuk melarang perdagangan minyak goreng di marketplace.

“Ada juga perdagangan minyak goreng di marketplace harganya justru lebih bawah dari HET kan itu sayang. Ada juga yang tinggi dan saya enggak tahu dapat dari mana mereka minyak goreng itu dan diperjualbelikan dengan di atas HET,” tutur dia.

Dia memastikan, Kemendag telah menegur para marketplace tersebut untuk terus memberantas atau take down penjual minyak goreng nakal yang mematok harga di atas HET.

Kendati begitu, Oke menegaskan bahwa pasokan minyak goreng yang digelontorkan pemerintah sangat banyak, sehingga dipastikan tidak ada kelangkaan pasokan. Kemendag telah menggandakan pasokan sejak 14 Februari 2022, per hari ini sudah terdistribusi 370 juta liter ke seluruh daerah di Indonesia.

“Kebutuhan minyak goreng untuk industri mikro dan rumah tangga itu 330 juta per bulan kalau normal, alhasil kebutuhan nasional 11 juta liter per hari. Sejak tanggal 14 kita gandakan rata-rata 20 juta liter, banjir harusnya,” jelas Oke.

Dia mengatakan Kemendag telah mendeteksi akar masalahnya yaitu di jalur distribusi yang kerap kali tersendat dengan berbagai alasan, seperti adanya penimbunan dan distribusi yang salah sasaran. Sehingga, pasokan minyak goreng murah belum masuk pasar dengan sempurna, masyarakat masih mendapatkan harga mahal.

Hal ini pun diakali Kemendag dengan memotong rantai distribusi dan langsung memasok minyak goreng curah seharga Rp 11.500 per liter ke pasar rakyat, seiring dengan membereskan permasalahan saluran distribusi baik di general trading atau pasar tradisional, maupun modern trading di ritel-ritel.

“Arahnya sudah terlihat, rata-rata harga nasional sekarang Rp 16 ribu, artinya minyak goreng dengan harga terjangkau sudah merasuk. Dari indikator harga nasional yang tadinya di atas Rp 20 ribu, sekarang bahkan sudah di bawah Rp 16 ribu, indikator mulai membaik,” jelas Oke.

“Saya pastikan puasa dan lebaran insya Allah HET atau minyak goreng terjangkau semakin mudah diakses oleh masyarakat,” tandasnya.