Lima Trik Bikin Anak Cinta Belajar

Lima Trik Bikin Anak Cinta Belajar

Nasional

Ilustrasi anak main gawai. Lebih dari sekadar hiburan, perangkat teknologi ini dapat menjadi sarana untuk membuat belajar lebih menarik bagi anak. Foto: Pixabay

Sebuah studi menunjukkan bahwa 65 persen orang tua terjebak dalam konflik dengan anak saat hendak menegosiasikan penggunaan perangkat teknologi di rumah. Orang tua khawatir bahwa teknologi dapat mendistraksi anak-anak dari kewajibannya untuk belajar.

“Lebih dari sekadar hiburan, perangkat teknologi dapat menjadi sarana untuk membuat belajar lebih menarik bagi anak,” kata Annisa Maulina, Product Marketing Manager Mobile Experience, Samsung Electronics Indonesia, dalam keterangan tertulis yang diterima Basra, Minggu (6/3).

Annisa lantas membagikan lima tips untuk membuat anak menyenangi kegiatan belajar dengan memanfaatkan teknologi gawai:

#1 Bangun Atmosfer Membaca di Rumah Sejak Dini

Dr. Seuss, penulis buku anak-anak terkenal mengatakan: “The more that you read, the more things you will know. The more that you learn, the more places you’ll go.” Membaca adalah kunci untuk belajar dan mencapai banyak hal.

Tapi bagaimana caranya membuat anak suka membaca? Bangunlah atmosfer membaca di rumah, bahkan sejak dini. Di masa balita, orang tua bisa membacakan mereka cerita dalam berbagai kesempatan, misalnya sebelum mereka tidur. Saat anak sudah bisa membaca, minta mereka membacakan buku dengan suara yang keras. Juga, ciptakanlah waktu-waktu membaca bersama keluarga di rumah.

Gawai dapat berperan sebagai perpustakaan digital all-in-one orang tua. Dengan perangkat ini orang tua bisa mengunduh lebih banyak buku elektronik, termasuk buku-buku anak. Orang tua juga bisa menyimpan buku-buku yang memadukan antara teks, audio, dan video, sehingga dapat menghadirkan pengalaman membaca yang seru.

#2 Buat Suasana Belajar yang Sesuai Gaya Belajar Anak

Anak-anak mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Ada anak yang memiliki gaya belajar auditory, di mana mereka belajar atau mengingat dengan mendengarkan berbagai bunyi. Sementara pembelajar visual akan belajar dan memahami sesuatu dengan melihat gambarnya.

Ada juga anak pembelajar kinestetik, di mana mereka akan belajar dari aktivitas menyentuh, melakukan sesuatu, memindahkan, membangun, atau menggambar sesuatu.

Gawai dapat menghadirkan kualitas visual dan audio yang mumpuni untuk membantu anak pembelajar visual dan auditory.

Bagaimana dengan si pembelajar kinestetik? Untuk si pembelajar yang membutuhkan aktivitas ini, orang tua bisa menggunakan gawai yang dilengkapi kamera belakang untuk merekam si pembelajar kinestetik sedang menjelaskan mengenai tanaman yang ada di pekarangan belakang. Ajari anak menggunakan fitur screen recording untuk menambahkan penjelasan berupa tulisan atau coret-coretan di video blog tadi.

#3 Ciptakan Aktivitas Belajar dengan Game-based Learning

Game-based learning adalah metode belajar dengan menggunakan permainan, untuk membuat kegiatan belajar menjadi lebih menarik dan efektif. Bermain akan meningkatkan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan meningkatkan mood mereka untuk belajar. Aktivitas belajar tidak lagi dipandang sebagai kegiatan yang membosankan.

#4 Belajar dengan Hands-on Experience

Belajar dengan hands-on experience adalah bentuk pembelajaran di mana anak belajar sambil melakukan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran, seperti menyelesaikan masalah untuk soal matematika, melakukan eksperimen sains, membuat sirkuit lampu sederhana, membuat ulang artefak arkeologi, atau menulis puisi untuk pelajaran bahasa Indonesia. Dengan model ini, belajar menjadi kegiatan yang menyenangkan sebab mereka bisa menikmati pengalaman merasakan langsung, melihat langsung, atau melakukan langsung apa yang dipelajari. Belajar menjadi tak ubahnya sebuah petualangan yang seru.

#5 Beri Penghargaan Sekecil Apapun Pencapaiannya

Ketika anak mencapai sebuah pencapaian tertentu, sekecil apapun, sangat penting memberikan reward, baik berupa ucapan selamat, pujian tulus, maupun hadiah. Misalnya, ketika anak berhasil menyelesaikan sebuah project sains, mencapai nilai tertentu dalam matematika, dan sebagainya.

Anak selalu membutuhkan dorongan positif untuk memotivasi mereka menjadi suka belajar dan menantang diri mereka sendiri untuk melakukan yang lebih baik, bukan? Oleh sebab itu siapkanlah reward bagi mereka. Salah satu yang sederhana adalah memberikan screen time tambahan untuk bermain game atau menonton YouTube dari channel favorit mereka.