Pameran Revolusi Kemerdekaan Indonesia Digelar di Museum Nasional Belanda

Pameran Revolusi Kemerdekaan Indonesia Digelar di Museum Nasional Belanda

Nasional

Sketsa tentang Perang Surabaya oleh Tony Rafty di Pameran Revolusi Kemerdekaan Indonesia di Rijksmuseum, Belanda, Kamis (11/2/2022). Foto: KBRI DEN HAAG

Pameran Revolusi Kemerdekaan Indonesia digelar di Museum Nasional Belanda, Rijksmuseum, pada Jumat (11/2/2022). Pameran yang dilangsungkan sampai 5 Juni mendatang itu menampilkan ingatan sejarah dari kedua sisi.

Pembukaan pameran pada 10 Februari 2022 dihadiri oleh Dubes RI untuk Belanda Mayerfas. Mendikbud Nadiem Makarim juga mengirimkan video sambutan menyambut pembukaan pameran tersebut

“Terdapat pernyataan di mana mereka yang tidak bisa belajar dari sejarahnya akan mengulangi kembali sejarahnya,” ujar Nadiem dalam video sambutannya seperti dikutip dari keterangan pers KBRI Den Haag.

Menurut Makarim, pameran itu berguna sebagai wadah untuk mengunjungi kembali sejarah. Tak hanya menelusuri kejadian lampau, pameran itu diharapkan dapat membuka perspektif baru dalam memahami sejarah kedua negara.

Sekretaris Negara untuk Budaya dan Media Belanda, Gunay Uslu, mengatakan bahwa Indonesia dan Belanda memiliki sejarah bersama yang berdampak terhadap kedua bangsanya. Dengan menghadirkan karyanya, ia berharap pameran tersebut dapat mendekatkan masyarakat kedua negara.

Demi merekatkan hubungan itu, koleksi yang ditampilkan dibuat untuk merepresentasikan pandangan pelaku dan saksi sejarah. Misalnya saja pejuang, seniman, diplomat, politisi dan jurnalis. Empat kurator terlibat dalam penyusunannya. Pihak museum juga menggaet sejarawan.

Rekaman sejarah Indonesia yang disorot datang dari periode 1945-1949. Proklamasi Kemerdekaan hingga kembalinya Presiden Soekarno ke tanah air pada 28 Desember 1949 disuguhkan dalam 200 koleksi seni dan benda bersejarah.

Koleksi tentang Perang dan Diplomasi, berisi objek-objek dari prajurit di Rijksmuseum, Belanda, Kamis (11/2/2022). Foto: KBRI Den Haag

Pengunjung dapat menilik kamera yang merekam Rapat Akbar di Lapangan Ikada dalam pameran itu. Berbagai lukisan dari Henk Ngantung dan Sudarso juga tampil menghiasi museum.

Ngantung menggambar Perundingan Linggajati dalam karyanya. Sedangkan Sudarso melukis potret WN Belanda yang menjadi WNI dan turut berjuang dalam diplomasi kemerdekaan RI, Tanja Dezentje.

Instalasi seni dari Timoteus Anggawan Kusno juga turut memeriahkannya. Seniman asal Yogyakarta tersebut menggambarkan perjuangan Indonesia dalam pigura lukisan Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Sebagian koleksi berasal dari berbagai museum dan institusi di Belanda. Sedangkan sebagian lainnya dipinjamkan oleh sejumlah museum di Indonesia.

Museum Affandi Yogyakarta, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Art Council, Museum Seni Rupa Jakarta, Museum Komunikasi dan Informatika Jakarta, dan Museum Universitas Pelita Harapan Tangerang menyumbang koleksi mereka untuk pameran di Belanda ini.