Polda Kepri Ikut Awasi Peredaran Minyak Goreng Satu Harga

Nasional

Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhardt. Foto: Zalfirega/kepripedia.com

Setelah masyarakat mengeluhkan kenaikan harga minyak goreng di pasaran sejak akhir 2021 lalu, kini pemerintah melalui Kementerian Perdagangan resmi menetapkan minyak goreng satu harga Rp 14.000 per liter.

Terkait itu, Kepolisian Daerah (Polda) Kepri, bakal membentuk tim khusus untuk melakukan pengawasan terkait harga minyak goreng di wilayah Kepri.

“Iya, aturan sudah turun dari pusat, tentu kita akan melakukan pengawasan jalur distribusi minyak goreng dan melakukan razia,” ujar Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol Harry Goldenhardt, pada kepripedia, Sabtu (22/1).

Kombes Harry pun menyebutkan, Polda Kepri mengingatkan kepada distributor minyak goreng dan oknum-oknum tertentu untuk tidak melakukan penimbunan. Terlebih, saat ini masih dalam situasi pandemi COVID-19.

“Jika ditemukan ada pelanggaran maka akan ditindak sesuai undang-undang,” terang dia.

Untuk mendukung ini, lanjutnya, Tim Khusus nantinya juga akan berkolaborasi dengan stakeholder terkait pengawasan di setiap daerah.

“Kita akan bersinergi dengan semua stakeholder terkait,” papar dia.

Sementara itu, Pemerintah Kota Batam sendiri telah menggelar operasi pasar minyak goreng murah sejak beberapa waktu lalu hingga pada Jumat (21/1) kemarin.

Operasi pasar khusus minyak goreng ini pun diserbu ibu-ibu rumah tangga untuk mendapatkan harga yang murah. Akibatnya, sejumlah pusat retail modern di Batam mengalami kehabisan stok karena program subsidi pemerintah tersebut.

Sisi lain, terlihat di pasar tradisional atau swalayan lokal seperti di wilayah Sagulung, harga minyak goreng masih tinggi, yakni berkisar Rp 17.500-20.000 per liter. Belum ada penurunan harga minyak goreng yang bersubsidi itu.

Wenny, warga Sunggai Pelunggut, menyebut telah banyak pusat swalayan, minimarket ia datangi. Namun, untuk harga Rp 14 per liter belum tersedia.

“Sudah lima pasar saya datang. Tapi belum ada penurunan harga minyak goreng masih harga lama,” bebernya.

Dia pun berharap Pemkot Batam agar tidak memusatkan satu titik saja dalam operasi pasar minyak goreng.

“Kalau bisa banyak titik dibuat agar dapat tersentuh dan mudah dicari masyarakat,” harap dia.

Leave a Reply