Rusia Terus Serang Ukraina, NATO Aktifkan Pasukan Respons untuk Pertama Kalinya

Rusia Terus Serang Ukraina, NATO Aktifkan Pasukan Respons untuk Pertama Kalinya

Nasional

Sekjen NATO Jens Stoltenberg Foto: AP Photo/Andreea Alexandru

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melakukan pertemuan secara virtual dengan para anggotanya membahas invasi skala penuh yang dilakukan Rusia di Ukraina. Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengungkapkan telah menempatkan ribuan pasukan ke timur Eropa.

“Kami mengerahkan pasukan respons NATO untuk pertama kalinya dalam konteks pertahanan kolektif. Kami berbicara tentang ribuan pasukan. Kami berbicara tentang kemampuan udara dan maritim,” kata Stoltenberg kepada wartawan, dikutip dari BBC, Jumat (26/2).

“Beberapa sekutu telah menugaskan pasukannya ke pasukan respons NATO,” lanjutnya.

“Kami memiliki kekuatan kesiapan tinggi, pasukan respons NATO, dan ini mengapa kami mengerahkannya. Untuk menghindari segala kesalahpahaman bahwa kami tidak bersiap untuk melindungi seluruh sekutu,” kata Stoltenberg.

Selain itu, Stoltenberg mengatakan bahwa blok keamanan “telah memperkuat pertahanan kami” dan bahwa Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara Eropa telah mengerahkan ribuan pasukan ke wilayah tersebut.

Gedung apartemen yang rusak berat setelah serangan roket semalam oleh pasukan Rusia di ibu kota negara itu, Kyiv, Ukraina, Jumat (25/2/2022). Foto: Reuters TV via REUTERS

Lebih dari 100 jet tempur saat ini beroperasi di 30 lokasi pertahanan di Eropa, ditemani lebih dari 120 kapal dan 3 kelompok kapal induk.

Ia juga menekankan bahwa pasukan akan mempertahankan “setiap inci wilayah NATO” dan menambahkan akan melanjutkan menawarkan bantuan kepada Ukraina serta negara-negara lain di kawasan yang terancam oleh Rusia, termasuk Georgia, Moldova, dan Bosnia.

Meski demikian, perlu digarisbawahi bahwa NATO telah menegaskan tidak akan mengirimkan pasukan Ukraina, yang bukan anggota aliansi.

Lebih lanjut, Stoltenberg mengatakan invasi yang dilakukan Rusia telah menyebabkan penderitaan yang sangat besar dan berpendapat bahwa pemimpin-pemimpin Barat harus “siap untuk berbuat lebih banyak, meski jika itu berarti kita harus membayar harga, karena kita berada dalam masalah ini untuk jangka panjang”.

Ia juga menambahkan bahwa “dunia akan meminta pertanggungjawaban Rusia dan Belarus atas perbuatan mereka. Rusia sebagai agresor dan Belarus sebagai enabler”.

Stoltenberg juga mengatakan bahwa “tujuan Kremlin tidak hanya terbatas untuk Ukraina” dan mencatat bahwa Rusia telah menuntut perjanjian yang mengikat secara hukum untuk menghentikan ekspansi NATO lebih lanjut”.