Viral Kisah Haru Sopir Ojol Dapat Kaki Palsu Gratis

Nasional

Seorang ojol mendapat kaki palsu gratis. Foto: Twitter/@cktbng

Senyum Herry mengembang. Perjuangannya mencari nafkah untuk keluarganya kini akan lebih mudah dengan kaki palsu barunya.

Sehari-hari Herry bekerja sebagai sopir ojol dengan menggunakan kaki palsu buatannya sendiri. Kaki palsu ala kadarnya itu dia buat dari bekas knalpot motor.

Kisah Herry membuat Cokisela Tobing, praktisi prosthetist dan orthotis atau pendesain dan produsen kaki dan tangan palsu, tersentuh.

Coki membagikan kisah pertemuannya dengan Herry di media sosial dan viral pada Sabtu (29/1).

“Hari ini ketemu sama seseorang yang daya juangnya luar biasa. Diamputasi dan nggak bisa beli kaki palsu buat beraktifitas, akhirnya bikin kaki palsu sendiri nonton tutorial di youtube,” tulis Coki lewat akun @cktbng.

Coki mengaku merasa kagum terhadap Herry. Ojol tersebut datang dengan kaki palsu buatannya sendiri. Berbekal aplikasi YouTube, Herry mempelajari cara membuat kaki palsu secara otodidak.

Coki mengatakan, Herry membuat kaki palsu dengan bahan knalpot motor, besi sebagai tiang dan juga cetakan kayu untuk sepatu.

Namun, Coki mengatakan, kondisi kaki palsu yang dibuat secara otodidak oleh Herry sebenarnya cukup memprihatinkan. Meski Herry masih bisa beraktivitas dengan kondisi kaki palsu buatannya sendiri tanpa melukai dan memberikan infeksi pada kakinya.

“Pak Herry cukup beruntung, kaki palsu tersebut bisa dipakai untuk berjalan dan melakukan kegiatan sehari-hari tanpa terluka,” tutur Coki kepada kumparan, Senin (31/1).

Seorang ojol mendapat kaki palsu gratis. Foto: Twitter/@cktbng

Herry mengaku kepada Coki bahwa ia terhalang biaya untuk membali kaki palsu yang layak karena anaknya mengidap penyakit kanker. Sebab itu ia terpaksa membuat kaki palsu sendiri agar tetap bisa mencari nafkah bagi keluarganya.

“Ia harus bekerja untuk membiayai anaknya yang mengidap penyakit kanker,” imbuhnya.

Mendengar kisah Herry, Coki lantas membuatkan kaki palsu yang layak untuk Herry tanpa dipungut bayaran.

“Saya sedang dalam proses ingin memberikan kaki palsu kepada teman-teman difabel yang tidak mampu, Pak Herry adalah salah satu penerima manfaat tersebut,” tutur Coki.

Warganet pun memberikan respons positif dan bergotong royong membantu, ada yang dengan sukarela berdonasi kepada Herry.

Hambatan difabel mendapat kaki dan tangan palsu

Seorang ojol mendapat kaki palsu gratis. Foto: Twitter/@cktbng

Coki mengatakan, sampai sejauh ini ia telah membantu mendesain dan membuatkan kaki dan tangan palsu bagi ratusan difabel di Indonesia. Menurutnya, difabel di Indonesia saat ini masih banyak menemui kendala dan hambatan dalam memperoleh kaki dan tangan palsu terbaik bagi mereka.

Beberapa kendala tersebut, salah satunya yakni biaya. Biaya pembuatan kaki palsu memang tidak dapat dikatakan terjangkau.

Untuk biaya komersil, ungkap Coki, kaki palsu bawah lutut di perusahaannya memasang harga termurah Rp 15 juta sampai Rp 45 juta. Sementara kaki palsu atas lutut dimulai dari harga Rp 25 juta sampai Rp 80 juta. Harga tersebut juga tergantung dari komponen dan material yang dipilih oleh Dokter Ortopedi maupun Dokter Rehabilitasi Medis.

Coki mengaku, ia juga menemui kasus di mana para difabel tidak bisa menjangkau akses pelayanan kesehatan yang memadai untuk mendapatkan kaki dan tangan palsu karena tinggal di pedalaman, sehingga jauh dari pusat layanan prostetik dan ortotik. Bahkan puskesmas sekalipun.

Selain itu, difabel yang sudah telanjur menggunakan kaki dan tangan palsu yang dibuat secara asal-asalan juga dapat merasakan trauma, akibat rasa sakit dan luka dari kaki dan tangan palsu tersebut.

“Trauma menggunakan kaki palsu yang membuat mereka justru kesakitan, dan luka-luka akibat dibuat secara asal-asalan. Akhirnya lebih memilih menggunakan tongkat,” tuturnya.

Coki juga mengatakan, pengemis difabel di pinggir jalan juga menolak menggunakan kaki palsu sebab mereka takut mata pencaharian sebagai pengemis bisa hilang.

“Mereka takut mata pencahariannya justru bisa menjadi hilang kalau pakai kaki palsu,” ungkapnya.

Coki berharap, dengan disahkannya UU 8 Tahun 2016 yang mengatur soal disabilitas dan dibentuknya Komisi Nasional Disabilitas, pemerintah dapat lebih mendorong upaya mensejahterakan dan melindungi para difabel.

“Kiranya jajaran Pak Jokowi hingga tingkat daerah bersedia mengimplementasi Undang-undang tersebut agar terbentuknya keadilan dan kesejahteraan untuk semua kalangan masyarakat khususnya teman-teman difabel di Indonesia,” tandasnya.

Leave a Reply