13 Rumah di Kabupaten Sikka Terancam Roboh Akibat Abrasi

13 Rumah di Kabupaten Sikka Terancam Roboh Akibat Abrasi

Nasional

Puluhan Rumah di Dusun Bangboler, Desa Hepang, Kecamatan Lela rusak akibat dihantam gelombang laut, Senin(7/3). Foto : Athy Meaq

MAUMERE – Kondisi angin kencang dan gelombang tinggi di laut Selatan Kabupaten Sikka mengakibatkan abrasi pantai kian mengganas. Meski peristiwa ini merupakan siklus tahunan, namun tingginya gelombang yang menghantam rumah warga, merupakan yang tertinggi sejak beberapa tahun terakhir.

Kondisi ini membuat puluhan rumah dan 2 sekolah terancam.

Ketua RW 05, Desa Hepang, Piatu Padak (60) kepada media ini, Senin (7/2/) mengatakan sudah 4 hari gelombang laut Selatan di Bangboler bergejolak dan mengancam pemukiman warga.

“Saya punya dapur dan kamar mandi sudah ambruk akibat abrasi. Setiap malam kami tidak tidur, khawatir kalau rumah kami ini roboh,” kata Piatu yang dibenarkan warga lainnya.

Piatu menjelaskan bahwa warganya khusus di RT 9, RW 05, Desa Hepang, ada 13 rumah dan 18 kepala keluarga (KK) terancam abrasi. Warga 18 kk ini setiap malam tidak tidur takut abrasi.

“Kami di sini ada 13 rumah dan 18 kepala keluarga yang rumahnya terancam. Kalau air laut naik, kami semua tidak tidur,” jelasnya.

Kepala Desa Hepang, Fransiskus Sin yang turun langsung memantau kondisi abrasi di RT 09 Bangboler, menjelaskan dari 13 kepala keluarga yang rumahnya terancam sedang diupayakan pemerintah desa.

“Ini kami sudah upayakan, kalau rumah mereka abrasi diungsikan di sebuah gedung sekolah yang letaknya tidak jauh dari pemukiman warga,” kata Kades Hepang.

Namun karena keterbatasan anggaran di desa, Frans berharap ada perhatian pemerintah Kabupaten Sikka, melalui BPBD dan Dinas Sosial dalam mengatasi persoalan warga.

“Kami berharap, ada bantuan emergency dari BPBD atau Dinas Sosial, untuk membantu korban abrasi pantai di Bangboler,” ujarnya.

Menurut Frans, secara tertulis selaku kepala desa sudah melaporkan peristiwa itu kepada BPBD Sikka dan juga kepada Dinas Sosial. Hal itu untuk mendapatkan bantuan tanggap darurat.

Kontributor : Athy Meaq