4 Cara Tepat Menetapkan Batasan demi Kesehatan Mental Kamu

4 Cara Tepat Menetapkan Batasan demi Kesehatan Mental Kamu

Nasional

Ilustrasi perempuan berdiskusi di kantor. Foto: Shutterstock

Istilah setting boundaries cukup sering disebut-sebut di media sosial belakangan ini. Namun, apakah kamu tahu arti yang sebenarnya dari istilah ini? Setting boundaries (menetapkan batasan) adalah bagian penting dari kesehatan mental.

Mengutip Real Simple, psikolog klinis di Sonoma County, California, Carla Marie Manly, PhD mengatakan, “Batasan adalah pemisahan yang dibutuhkan manusia—secara mental, emosional, dan fisik—untuk merasa aman, dihargai, dan dihormati.”

Dengan menetapkan batasan, kita belajar untuk menjaga diri sendiri. Saat mampu memahami cara sehat menetapkan batasan dan mempertahankannya, kamu dapat terhindar dari rasa kesal, kecewa, dan marah.

Ada berbagai macam bentuk dari menetapkan batasan, seperti menjaga jarak dengan orang lain dan memiliki sedikit sekali hubungan dekat. Orang-orang dengan batasan diri yang longgar cenderung sulit menolak permintaan orang lain, sehingga mudah terlibat dengan masalah orang lain.

Karena itu, menetapkan batasan menjadi penting. Namun, bagaimana cara tepat menetapkan batasan? Berikut penjelasan selengkapnya seperti kumparanWOMAN rangkum dari Real Simple.

Merefleksikan diri

Kamu mungkin tidak segera mengetahui bagian mana dari hidup kamu yang paling membutuhkan batasan, dan ini tidak masalah. Kamu bisa memberi waktu untuk menyadari dan merefleksikan diri, kemudian memproses pikiran kamu untuk mendapatkan titik terang.

Kamu juga dapat melakukannya dengan menuliskannya dalam jurnal pribadi. Menyadari emosi dalam diri memungkinkan kamu untuk memahami perspektif yang berbeda.

Menggunakan value diri sebagai panduan

Dalam menetapkan batasan, kamu perlu menyelaraskannya dengan value diri. Contohnya, bila kamu sangat menghargai waktu atau hari tertentu kamu untuk melakukan kegiatan keagamaan, kamu berusaha untuk tidak menerima ajakan atau pekerjaan di waktu atau hari tersebut.

Profesor psikologi klinis di Midwestern University, Arizona, Melissa Flint, PsyD mengatakan bahwa kita lebih memiliki kendali atas hidup ketika kita menyadari nilai-nilai kita, dan memprioritaskan apa yang memberi kita kepuasan dan kegembiraan.

Hubungan yang berbeda membutuhkan batasan yang berbeda

Ilustrasi perempuan karier. Foto: Shutter Stock

Menurut Manly, batasan seringkali sangat berbeda tergantung pada situasi dan orang-orang yang terlibat. Misalnya, kamu mungkin memiliki batasan yang sangat fleksibel dengan pasangan.

Dalam lingkungan kerja, bagaimanapun, adalah tepat bagi pemberi kerja dan anggota staf untuk memiliki batasan yang lebih kaku. “Perilaku tertentu, seperti berbagi informasi pribadi, kontak fisik, dan rayuan umumnya tidak pantas dilakukan,” ungkap Manly.

Berani berbicara

Begitu kamu memahami bagian hidup yang perlu diberikan batasan, mulailah mengambil aksi nyata. Menurut Leela R. Magavi, MD, psikiater dari Community Psychiatry and MindPath Care Centers, aksi tersebut bisa berupa meminta kejelasan seseorang, mengoreksi seseorang dengan hormat, atau mengungkapkan ketidaknyamanan atas perilaku seseorang.

Jangan heran bila masalah kamu dengan seseorang tidak langsung selesai begitu kamu menetapkan batasan. Di titik ini, kamu perlu menginformasikan kembali batasan diri.

“Jika individu tidak menghormati batasan kamu, adalah tepat untuk berpendapat bahwa ini menyebabkan ketidaknyamanan dan menjauhlah darinya,” ujar Magavi.