43 Siswa dan Guru Sekolah Boarding School di Sleman Positif COVID-19

43 Siswa dan Guru Sekolah Boarding School di Sleman Positif COVID-19

Nasional

Ilustrasi Isolasi di Rumah. Foto: Shutterstock

Kasus COVID-19 di sekolah terjadi di Kabupaten Sleman. Sebanyak 43 siswa dan guru sebuah sekolah boarding school atau asrama di Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman positif corona.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Ery Widaryana menjelaskan bahwa 43 orang itu terdiri dari 30 siswa SMP, 7 siswa SMA, dan 6 guru. Kini mereka menjalani isolasi di isoter milik Pemkab Sleman yaitu gedung Asrama Haji.

“Dipindah ke isoter semua 43 orang tadi malam. Di isoter Asrama Haji,” kata Ery saat dihubungi wartawan, Selasa (1/2).

Ery menyebut siswa SMP dan SMA yang terpapar corona itu adalah siswa asrama. Sementara guru yang terpapar juga merupakan ustaz yang mendampingi siswa asrama.

Sementara untuk siswa SMP dan SMA regular di sekolah tersebut, berdasarkan hasil tracing, tidak ada yang terpapar corona.

“Gurunya itu, jadi ustaz yang mendampingi boarding. Kan boarding-nya jadi satu gedung. Yang (kelas) regular aman semua,” katanya.

Kasus ini bermula dari salah satu siswa SMP yang merasa tidak enak badan pada akhir Januari lalu. Setelah itu, anak tersebut menjalani tes PCR dan ternyata positif corona.

Ilustrasi PCR antigen. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Kemudian dilakukan tracing pada teman-teman sekolahnya yang berkontak erat dan ditemukan 13 anak yang positif COVID-19.

“Terus setelah 5 hari dites lagi kedua untuk memastikan, akhirnya ketemu (total 43),” katanya.

Diduga, anak tersebut terpapar virus corona dari luar. Sebab, meski tinggal di asrama, anak tersebut masih sering pulang ke rumahnya.

“Siswa ini memang boarding tapi sering ngelaju pulang gitu,” bebernya.

Ketika masih ditemukan 13 kasus, para siswa ini menjalani isolasi di sekolah karena ada tempat khusus. Namun, setelah dirapatkan dengan Dinas Kesehatan Sleman, hal itu cukup riskan karena bisa menularkan ke siswa lain. Sehingga diputuskan untuk dibawa ke Asrama Haji.

“Ya itu kemarin itu kan Al Azhar (sekolah) isolasi di asramanya tapi di asrama itu kan satu gedung ada 8 lantai atau berapa. Di sana kan ada anak-anak yang tidak terpapar yang boarding, kemarin dievaluasi harus masuk ke isoter daripada menyebar ke yang lain. Jadi tadi malam negosiasi dengan orang tua, anak-anak dipindahkan ke Asrama Haji,” katanya.

Dengan adanya peristiwa ini, sejak minggu lalu, sekolah tersebut telah dihentikan PTM-nya. Baik itu sekolah yang regular maupun yang boarding school. Penutupan dilakukan selama 14 hari.

“Langsung kami tutup PTM. Semua jenjang itu kan satu kompleks baik TK SD SMP SMA regular maupun boarding,” katanya.

Sementara untuk tracing, Ery menyebut untuk SMP baik boarding maupun regular sudah selesai. Sementara untuk jenjang SMA masih ada 90 siswa yang hasil PCR-nya belum keluar.

“Masih tunggu 90 anak yang belum keluar (PCR-nya),” jelasnya.

Meski ada kasus di sekolah ini, Ery menyatakan PTM di sekolah lain masih berjalan. Khusus untuk sekolah boarding, Ery meminta kasus ini jadi perhatian. Apabila anak sudah di asrama maka tidak boleh sembarangan keluar.

“Tetap prokes ketat kalau sudah boarding tidak boleh keluar ngelaju (pulang). Itu karena yang di Al Azhar itu anaknya ngelaju. Iya mungkin itu dapatnya dari luar,” pungkasnya.

Leave a Reply