Ahli Wabah: 90% Warga Jakarta Sudah Terinfeksi Corona

Nasional

Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi

Epidemiolog FKM UI Pandu Riono mengungkap sebagian besar warga DKI telah memiliki kekebalan terhadap COVID-19. Namun, kekebalan yang mereka dapat tidak semua dari vaksinasi.

Menurut Pandu, sebagian warga mendapat kekebalan karena terinfeksi corona sejak Maret 2021.

“Separuh Jakarta pada Maret 2021 sudah hampir terinfeksi pada Juni benar-benar 50 persen. Setelah Delta gelombang kedua sudah sekitar 60 persen,” kata Pandu saat diskusi Refleksi Pembangunan Kesehatan dan Arah ke Depan yang digelar FNM Society secara daring, Minggu (16/1).

Pandu menjabarkan jumlah warga yang sudah kebal saat ini bahkan hampir seluruhnya. Hal inilah yang membuat kasus corona di Jakarta sejak Oktober landai dengan angka kematian rendah.

“Sekarang sudah 90 persen lebih, lebihnya besar sekali hampir 100 persen,” kata Pandu.

Pandu mengatakan kekebalan itu tidak hanya dimiliki orang dewasa atau mereka yang berusia lanjut. Tapi juga dalam usia anak-anak.

“Jakarta hampir semua usia terinfeksi,” kata Pandu.

Survei Nasional

Siswa mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN 08 Kenari Jakarta, Senin (3/1/2022). Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara Foto

Apa yang terjadi di Jakarta bisa jadi gambaran di wilayah lain. Dalam survei nasional yang digelar Kemendagri dan Kemenkes, diungkapkan Pandu, hasilnya sebagian besar masyarakat sudah memiliki kekebalan meskipun capaian vaksinasi di wilayahnya masih rendah.

“Secara nasional itu hampir 90 persen ya 86,6 itu sudah punya kekebalan dan hampir separuhnya itu kekebalannya distimulasi alamiah dan vaksinasi. Sehingga menimbulkan respons sangat baik dari orang-orang yang dapat dua simulasi itu kadar antibodinya sangat tinggi,” kata Pandu.

Angka anak yang terinfensi corona juga cukup tinggi. Karena itu, peerintah mantap melanjutkan PTM 100% karena dinilai sudah punya kekebalan alami, ditambah dengan program vaksinasi yang sedang berjalan.

“Pada usia anak hampir 3/4 itu sudah punya kekebalan. Itulah alasan kita dukung PTM 100 persen karena anak sudah kebal tinggal ditambah kekebalannya dengan vaksinasi maka akan lebih aman dan terkendali,” tutur dia.

Menurut Pandu kondisi itu juga yang membuat kasus di Indonesia melandai beberapa waktu lalu. Bahkan tidak ada lonjakan meski tingkat mobilitas warga tinggi saat Nataru.

“Itu yang mungkin menyebabkan membantu kenapa sejak Agustus sampai Januari pandemi di Indonesia tidak ada lonjakan. Itu sebabnya kenapa meski ada mobilitas Nataru tidak ada lonjakan. Karena sudah kebal,” kata Pandu.

Leave a Reply