Alami KIPI Ringan Usai Vaksin, Seorang Pelajar SD di Lembata Pingsan

Nasional

Foto : Siswa SDI 1 Lewoleba sewaktu disuntik vaksin COVID-19 tahap I. Foto : Teddi Lagamaking

LEMBATA – Koordinator Tim Vaksinator Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Yuliana Masan Doni mengungkapkan bahwa semua siswa SD yang divaksin mengalami KIPI ringan.

Menurutnya, rata-rata Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang dialami siswa SD di Kota Lewoleba adalah rasa ngantuk.

Selain KIPI ringan seperti rasa ngantuk, ada satu siswa di SDI 1 Lewoleba itu pun dikabarkan pingsan, usai disuntik vaksin jenis Sinovac.

Bagi Masan Doni, hal itu pun masih tergolong wajar dan masuk kategori KIPI ringan, sebab sebelum divaksin siswa yang enggan disebutkan namanya itu mengaku belum makan.

Orang tua dari siswa SD itu pun mengakui kepada tim Vaksinator bahwa sejak pagi anaknya hanya diberi makan satu potong kue, tanpa ada asupan nasi dan lauk sehingga pada jam 11 siang pasca vaksin anaknya Pingsan.

Meski begitu, kejadian tersebut tidak berlangsung lama, sebab siswa yang dikabarkan sempat pingsan itu pun akhirnya sadar lalu dibawa pulang oleh orang tuanya ke rumah.

“Kalau disini saja yang tadi ada KIPI, setelah divaksin selang lima menit ada yang setelah lima belas menit,” ujar Masan Doni kepada media di sela-sela kegiatan vaksinasi di SDI 1 Lewoleba, Jumat (28/1) sore.

Kegiatan vaksinasi tahap I ini pun sudah terjadi sejak Kamis 27 Januari 2022 di SDI Lamahora dengan menyasar ratusan siswa disekolah itu.

Sementara itu, katanya, yang dilakukan hari ini menyasar sebanyak 451 orang siswa yang adalah total jumlah siswa dari kelas 1-6.

“Target tahap pertama untuk anak SD harus 100% supaya pembelajaran bisa tatap muka di semua sekolah,” ujarnya.

Dijelaskan juga, dalam pencanangan vaksinasi ini, sebagian besar siswa tidak diijinkan menerima suntikan vaksin, karena memiliki Komorbid.

Para siswa tersebut terpaksa dipulangkan supaya bisa mendapat pengobatan optimal sebelum divaksin.

“Saat screeaning ada riwayat sesak nafas, ada yang jantung, atau ada minum obat-obat tertentu dari dokter itu berarti kita tunda dulu, sementara ada yang sedang batuk pilek, panas itu juga kita tunda dulu,” tambahnya.

“Untuk vaksinasi anak usia 6-11 tahun,” sambungnya.

Samsia Lestari, ibu dari Siti Saleha pun mengakui hal yang sama. Dia menuturkan, pasca divaksin, anaknya merasa ngantuk dan malas.

Akan tetapi, ia klaim, kalau vaksin yang diterima anaknya membuatnya semakin tidak merasa kuatir akan ancaman virus COVID-19.

“Karena kita menjaga kesehatan anak kedepannya, apalagi disekolah mereka banyak bermain dengan teman-teman,” pungkas Lestari kepada media usai mengantar anaknya, Siti Saleha, siswi kelas 6 untuk divaksin pada Sabtu (28/1).

Hal yang sama dikatakan Junita Lamatokan, ibu dari Aprilia Sapar. Menurutnya, ia bisa merasa lega karena anaknya yang baru duduk di bangku kelas 1 SD itu akhirnya divaksin.

“Tadi sebelum vaksin di menangis takut jarum, tapi akhirnya bisa juga, kita rasa baik,” tuturnya.

Pantauan media, hingga pukul 16.00 WITA, pelayanan vaksinasi masih terus dilakukan.

Tampak pada siswa ditemani orang tuanya penuhi salah satu ruangan kelas yang digunakan untuk kegiatan vaksinasi.

Sebagian besar siswa terlihat merasa senang walau tidak sedikit juga yang nyaris luput dari vaksin Sinovac akibat takut jarum suntik.

Leave a Reply