Andy Frisella, Sempat Bangkrut Kini Sukses Bangun Bisnis Suplemen Cuan Rp 2,1 T

Nasional

Andy Frisella (Foto: Instagram @andyfrisella)

Perjalanan karier Andy Frisella dimulai bersama mitra bisnisnya dengan menyewa ruang ritel dengan sisa uang mereka. Nasib baik tak berpihak padanya kala itu, tak lama penjualannya berlangsung, ia dirampok dan barang dagangan mereka dirusak hingga bangkrut.

Bagi kebanyakan orang akan menyerah begitu saja, tapi tidak dengan Andy. Ia justru sudah merasakan kegagalan berkali-kali sebelumnya. Lebih dari 17 tahun yang lalu, pada hari pertamanya dalam bisnis, perusahaan Andy hanya menghasilkan USD 7 atau Rp 100 ribu.

Di hari kedua, bahkan penjualannya tidak laris sama sekali. Butuh waktu 8 bulan untuk memiliki hari penjualan lebih dari USD 200. Dagangannya berhasil stabil di tahun ke 7 dengan menghasilkan USD 695 atau Rp 10 juta dalam sebulan.

10 tahun dalam bisnis tersebut, berkat ketekunan dan dedikasinya, dia dan mitra bisnisnya menghasilkan masing-masing USD 45.000 per tahun atau sekitar Rp 643 juta per tahun. Perjalanan bisnis mereka berawal sangat sederhana dan penuh rintangan.

Saat ini perusahaannya, Supplement Superstore, 1st Phorm International, Paradise Distribution, dan lainnya menikmati penjualan lebih dari USD 100 juta per tahun. Bisnis ini ia bangun dengan kesabaran dan tekad yang kuat.

Berkat kesuksesannya, banyak orang mempercayai Andy sebagai panutan dalam dunia usaha. Hal ini mendorong Andy untuk membuat salah satu podcast bisnis yang disebut The MFCEO Project Podcast.

Dia memiliki komunitas fanatik dengan lebih dari satu juta pendengar per bulan, dan telah mewawancarai beberapa tamu luar biasa seperti Gary Vaynerchuk, Lewis Howes, Dan Fleishman dan pakar bisnis, kebugaran, dan lainnya.

Seperti yang dikatakan Frisella pada Forbes, mengembangkan bisnisnya dari USD 20-30 juta per tahun menjadi USD 150 juta atau Rp 2,1 triliun per tahun saat ini merupakan hasil dari pemanfaatan media sosial dengan semaksimal mungkin. Itu berarti membuat konten yang tidak hanya melayani konsumen, tetapi juga membangun gaya hidup.

Leave a Reply