Basuki: Pembangunan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap Jangan Merusak Lingkungan

Nasional

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (tengah) sambangi Kantor Kemenkopolhukam. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, meminta pembangunan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap tidak asal cepat selesai saja. Ia mengatakan pembangunannya harus menjaga lingkungan.

Pembangunan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap rencananya dimulai akhir tahun 2022 dan ditargetkan konstruksinya selesai pada 2029.

“Kita ke depan ini dengan misi green economy dan infrastruktur, saya ingin mengingatkan kita semua untuk pembangunan apalagi di daerah Gedebage ke Tasikmalaya ini supaya tetap menjaga kaidah-kaidah lingkungan hidup, agar tidak merusak, hindari betul memotong pohon yang tidak perlu dipotong,” kata Basuki di Kementerian PUPR, Senin (31/1).

Basuki mengungkapkan permintaan tersebut sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo kalau di setiap pembangunan termasuk di Ibu Kota Negara tidak merusak lingkungan. Ia tidak mau pembangunan infrastruktur tol malah banyak merusak bentang alam.

Basuki menyebut Tol Semarang-Solo sebagai contoh yang mengubah bentang alam. Sehingga untuk Bawen-Yogyakarta harus didesain membuat terowongan atau tidak membelah bukit.

“Saya bayangkan juga Gedebage, di Tasikmalaya pasti juga bentang alamnya masih baik. Ini di kawasan pegunungan yang sejuk lalu (pembangunan) untuk kecepatan saya kira tidak bijaksana untuk infrastruktur ini. Mungkin lebih mahal sedikit dengan terowongan, tapi pasti nyaman untuk kita lalui,” ujar Basuki.

Penandatanganan PPJT Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap. Foto: Jasa Marga

Basuki juga meminta agar kualitas jalan tol terus diperhatikan. Ia mengatakan kalau pembangunannya asal cepat tanpa memperhatikan geologi juga bisa kurang maksimal. Menurutnya biaya juga tidak sedikit kalau terjadi kerusakan dan harus diperbaiki.

“Kalau di Gedebage-Tasik pasti bantuannya batuan gunung, tapi struktur geologinya adalah geologi yang rawan longsoran, perlu penanganan tersendiri lagi. Jadi tolong yang kedua ini kualitas,” tutur Basuki.

Pembangunan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap dibagi menjadi 4 seksi. Seksi 1 Junction Gedebage-Garut Utara sepanjang 45,20 km, seksi 2 Garut Utara-Tasikmalaya sepanjang 50,32 km, seksi 3 Tasikmalaya-Patimuan sepanjang 76,78 km, dan seksi 4 Patimuan-Cilacap sepanjang 34,35 km.

Direktur Utama PT Jasamarga Gedebage Cilacap, Johannes Mancelly, mengatakan pembangunan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap akan dilakukan dalam dua tahap. Pembangunan untuk tahap pertama yaitu Seksi 1 dan Seksi 2, yang dimulai dari Junction Gedebage hingga Simpang Susun (SS) Tasikmalaya sepanjang 94,22 Km. Pembangunan konstruksi untuk tahap pertama ini ditargetkan dimulai pada akhir tahun 2022 dan rampung pada tahun 2024.

Selanjutnya, untuk tahap kedua yaitu Seksi 3 dan Seksi 4, yang dimulai dari SS Tasikmalaya hingga SS Cilacap sepanjang 112,43 Km, termasuk main road sepanjang 1,3 km pada Seksi 1 yang terkoneksi dengan rencana Jalan Tol Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR). Di mana main road tersebut ditargetkan dibangun bersamaan saat Jalan Tol BIUTR konstruksi atau selambat-lambatnya pada tahap kedua konstruksi Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap.

“Pembangunan konstruksi untuk tahap kedua sendiri ditargetkan dimulai pada akhir tahun 2027 dan rampung pada tahun 2029,” kata Johannes saat di Kementerian PUPR, Senin (31/1).

Johannes menjelaskan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap memiliki total panjang 206,65 km yang menjadikan jalan tol ini sebagai ruas jalan tol terpanjang di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar Rp 56 triliun dan masa konsesi selama 40 tahun.

Leave a Reply