BMKG Temukan Sesar Baru Usai Gempa Pasbar, Ini Kata DPRD Sumbar

BMKG Temukan Sesar Baru Usai Gempa Pasbar, Ini Kata DPRD Sumbar

Nasional

Kondisi longsor di Malampah Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Foto: dok BPBD

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merekomendasikan sejumlah hal ke pemerintah setelah menemukan adanya sesar baru yang muncul akibat gempa di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, pada Jumat (26/2) lalu.

Tapi sejauh ini belum ada respons dari pemerintah, mengingat masih dalam masa tanggap darurat bencana.

Ketua DPRD Sumatera Barat Supardi turut angkat bicara terkait persoalan itu. Dia meminta tenaga ahli berperan dalam hal itu, yakni melakukan kajian untuk melahirkan inovasi dalam penanganan kebencanaan.

“Selama ini, penanganan bencana masih bersifat manual, di mana ada bencana barulah berbondong-bondong untuk melakukan penanganan. Cara seperti itu harus diubah, karena saat ini dampak bencana di Pasaman Barat saja data belum valid,” katanya, Rabu 9 Maret 2022.

Dia meminta kepada tenaga ahli harus proaktif dalam memberikan rekomendasi agar upaya-upaya penanganan berjalan optimal.

Menurutnya terlepas dari persoalan bencana di Pasaman Barat, dari evaluasi beberapa tahun terakhir, pola penanganan bencana tidak berubah-ubah.

Sehingga dibutuhkan masukan dan hendaknya menjadi acuan dalam mengambil kebijakan. Hal tersebut, merupakan upaya dalam meminimalisasi dampak bencana.

“Apalagi akibat gempa di Pasaman Barat itu, para ahli geologi telah mengatakan, ada segmen yang baru muncul. Hal ini seharusnya segera ditindaklanjuti,” tegasnya.

Supardi menjelaskan dari hasil identifikasi BMKG itu, patahan yang berada di Sumatera Barat itu, dari Danau Singkarak, Pasaman, Solok Raya hingga ke Daerah Kerinci.

“Dari pemetaan itu, harusnya di daerah terdeteksi dilakukan langkah pencegahan dini, sehingga bisa meminimalisasi jatuhnya korban jiwa hingga kerugian lainnya,” sebut dia.

Ia mengatakan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota penting melakukan edukasi bahwa pembangunan yang masif pada daerah patahan tidak dibenarkan, secara geografis Sumatera Barat tidak hanya diancam dengan gempa dan tsunami, namun juga banjir dan longsor.

“Artinya kita tinggal di daerah gudang bencana. Kewaspadaan dan bangunan ramah gempa perlu dipersiapkan,” ungkapnya.