Kepala BPS Margo Yuwono. Foto: Dok. BPS
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun lalu hanya 3,69 persen secara tahunan. Pertumbuhan ekonomi selama tahun lalu meningkat dibandingkan 2020 yang tercatat minus 2,07 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, ekonomi Indonesia bisa tumbuh 3,69 persen disebabkan beberapa kondisi yaitu pandemi yang relatif terkendali, tren pemulihan global yang terus berlanjut, dan adanya stimulus fiskal.
“Jadi melihat berbagai catatan peristiwa 2021 maupun kuartal IV maka pemulihan kesehatan menjadi faktor penting dalam pemulihan ekonomi. Di kuartal IV ekonomi tumbuh bagus karena memang pandemi berkurang dan mobilitas masyarakat makin bagus. Sehingga secara kumulatif ekonomi 2021 tumbuh 3,69 persen,” ujar Margo dalam konferensi pers virtual, Senin (7/2).
Margo menjelaskan, pola pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2021 tercatat sedikit berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. PDB di kuartal IV 2021 tumbuh tinggi, sebab kondisi ekonomi di kuartal sebelumnya sangat tertekan.
Adapun pada kuartal III 2021, kasus COVID-19 naik sangat tinggi akibat merebaknya varian Delta. Hal ini membuat mobilitas penduduk menjadi sangat terbatas dan aktivitas ekonomi melambat. Begitu juga dengan kegiatan pemerintah dan swasta jadi relatif melambat karena kasus harian COVID-19 melonjak tajam saat itu.
Namun begitu, pandemi relatif terkendali, maka kondisi perekonomian mulai berjalan normal kembali di kuartal IV. “Bahwa kuartal IV yang tumbuh cukup tinggi adalah karena mengkompenasi semua kegiatan yang sempat tertunda di kuartal III. Sehingga ekonomi mampu tumbuh 5,02 persen,” ujarnya.
Menurut Margo, tren positif ini bisa terus terjaga di 2022 dengan catatan pandemi bisa lebih terkendali, kasus harian berkurang dan aktivitas masyarakat kembali normal. “Pada akhirnya pemulihan 2022 bisa berlanjut seperti harapan kita semua,” tandasnya.
