Cerita Warga Wadas Lari ke Hutan karena Takut Polisi

Cerita Warga Wadas Lari ke Hutan karena Takut Polisi

Nasional

Anggota Polisi berjaga saat warga yang sempat ditahan tiba di halaman masjid Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). Foto: Hendra Nurdiyansyah/ANTARA FOTO

Kericuhan antara warga dan aparat terjadi dalam proses pengukuran lahan warga untuk penambangan batu andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo masih menyisakan rasa trauma.

Pada warga ini menolak desanya dijadikan tambang untuk Bendungan Bener. Desa Wadas dikenal sebagai desa yang subur dan masyarakatnya sejahtera sebagai petani.

Dalam konferensi pers secara daring, seorang warga yang enggan disebutkan namanya menceritakan sejumlah warga sampai harus lari ke hutan karena takut dengan aparat.

“Kalau dari kita lihat tadi malam Brimob masih sama kaya kemarin polisi. Kita lari di hutan dari awal pengepungan, bermalam di alas sampai siang, satu hari. Kita dikejar-kejar sampai malam itu,” kata salah seorang warga, Kamis (10/2).

Dia menjelaskan bahwa selama ini masih ada warga yang di hutan karena masih ketakutan. Mereka belum berani turun.

“Sampai sekarang masih ada yang di alas belum berani turun karena tetap dikejar kalau mereka lihat. Jadi belum berani turun,” ujarnya

Sebagian warga lain juga keluar dari Wadas karena ketakutan. Selama di hutan mereka juga tidak makan.

Sementara itu, seorang warga lain mengatakan bahwa kondisi Wadas terjadi masih sama seperti hari lalu. Aparat masih ada di Wadas.

“Masih sama seperti hari kemarin Brimob bahkan lebih banyak lagi,” ujarnya.

“Dan yang lebih parahnya lagi ada tetangga desa kami yang diajak paksa ke hutan untuk melakukan pengukuran di lahannya. Padahal warga itu tidak mau tanahnya diukur. Mereka didatangi 10 aparat polisi sama petugas dari BPN atau entah apa,” bebernya.

Sementara, anak-anak sekolah diceritakannya belum berani untuk masuk sekolah. Mereka masih ketakutan. Traumanya belum dipulihkan lagi.

“Lebih parahnya lagi sampah bekas makanan yang mereka makan (aparat) itu berserakan di sekitaran rumah warga,” pungkasnya.

Keterangan Mabes Polri

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, tak ada kekerasan dan pengepungan warga di Desa Wadas.

“Selama pengukuran tahap 1 tak ada kekerasan anggota Polri kepada masyarakat,” kata Ahmad di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (9/2).

Ahmad menuturkan, 64 warga yang diamankan untuk kepentingan mencegah potensi pecahnya konflik. Dia juga mengeklaim proses pengukuran berlangsung lancar dan aman.

“Pada pukul 17.00 WIB meninggalkan desa Wadas dengan aman,” ujar Ahmad.

Menurut Ahmad, keberadaan polisi di lokasi juga turut diawasi dengan menerjunkan tim Propam. Hal ini untuk mencegah aksi kekerasan anggota.

“Dilakukan pendampingan terhadap personel satgas yang melakukan PAM,” tandasnya.