DBD di Sikka Mencapai 198 Kasus, 3 Dirawat di RSUD Tc Hillers Maumere

DBD di Sikka Mencapai 198 Kasus, 3 Dirawat di RSUD Tc Hillers Maumere

Nasional

Ilustrasi

MAUMERE– Perkembangan data kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sikka hingga Kamis (3/3/2022) mencapai 198 kasus.

3 pasien DBD diantaranya sedang menjalani di RS TC Hillers Maumere.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus kepada media ini, Jumad (4/3) petang, terkait perkembangan kasus DBD di Sikka.

“Sampai saat ini sudah 198 kasus, 3 orang sedang dirawat di RSUD Tc Hillers Maumere dan 1 orang meninggal dunia,” kata Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka.

Herlemus menjelaskan rencana tindak lanjut mencegah KLB tahun 2022, membutuhkan keterlibatan lintas sektor. Camat dan Kepala Desa, Lurah, tokoh masyarakat dan tokoh agama.

Hal itu untuk pembasmian jentik secara rutin terutama di desa dan kelurahan sebagai lokus DBD dengan capaian 95 persen harus dilakukan sebelum musim penularan.

Camat dan Kepala Desa, Lurah harus menindaklajuti Instruksi Bupati Sikka Nomor : 1 /HK/2021 tentang Kewaspadaan Dini DBD.

Setiap kasus demam harus di waspadai sebagai DBD sehingga dilakukan PE dan kegiatan pembasmian jentik dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan dalam waktu 2 x 24 jam.

Selain itu penanganan sampah yang baik untuk mengurangi tempat perindukan nyamuk. Pemberantasan sarang nyamuk di wilayah sekolah dan di tempat-tempat umum.

Tantangan yang dihadapi dalam penanggulangan DBD di Kabupaten Sikka adalah kondisi lingkungan masih mendukung penularan DBD.

Hal itu akibat kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarang terutama bekas air minum kemasan yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Selain itu belum optimalnya dukungan dan kerjasama lintas sektor dalam upaya penanggulangan penyakit DBD di wilayah atau lingkungannya masing-masing.

Kegiatan pemberantsan sarang nyamuk belum dilakukan secara rutin dan serentak.

Terjadinya fenomena transovarial yang menyulitkan upaya pemutusan rantai penularan DBD di Kabupaten Sikka sehingga hanya bisa diatasi dengan kegiatan pembasmian jentik sebelum masa penularan.

Berdasarkan data kasus DBD tahun 2020 dan 2021 menunjukkan kasus terbanyak pada usia sekolah antara 5 – 15 tahun. Penelitian Lokalitbangkes Waikabubak ditemukan jentik nyamuk di luar rumah.

Kendala lain adalah situasi pademi COVID-19 sehingga beban kerja puskesmas bertambah. Kegiatan pembasmian jentik tidak menjadi rutin dilakukan.

Oleh karena itu perlu melakukan pemantauan semua pasien demam. Terutama anak-anak yang berkujung ke Rumah Sakit, Klinik maupun ke Dokter Prakterk swasta agar perkembangan pasien dalam pantauan Puskesmas.

Melakukan promosi dan membacakan himbuan Bupati Sikka tentang Kewaspadaan Dini DBD di tempat- tempat umum dan mimbar-mimbar agama.

Serta, melakukan evaluasi secara rutin kegiatan dan peran Sahabat Sehat dan Tim Gerak Cepat Penanggulagan DBD di wilayah masing-masing.

Kontributor : Athy Meaq