Demi Anak Lahir Tidak Stunting, Ini Saran Dosen Unair untuk Pengantin Wanita

Demi Anak Lahir Tidak Stunting, Ini Saran Dosen Unair untuk Pengantin Wanita

Nasional

Pixabay.

Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo menarasikan penurunan angka stunting sebesar 14 persen pada 2024 mendatang. Meski demikian, masalah stunting pada anak masih terus menjadi perhatian banyak pihak.

Menanggapi hal itu, Farida Fitriana, S.Keb., Bd., M.Sc mengajak masyarakat untuk mengoptimalkan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Menurutnya, fase tersebut merupakan fase kunci yang perlu diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi gangguan gizi kronik seperti stunting.

“Bayi lahir di dunia bukan tidak mungkin tanpa proses persalinan, kemudian berlanjut masa bayi. Terhitung 270 hari dalam kandungan dan 730 hari pasca kelahiran itulah yang dinamakan 1000 HPK,” kata Farida, Rabu (2/2).

Farida menjelaskan bahwa stunting merupakan bagian dari kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan berat dan panjang tubuh yang tidak sesuai standar umur.

“Berat badan bayi yang baru lahir, kurang dari 2500 gram dan panjangnya kurang dari 48 sentimeter, itu perlu diwaspadai sebagai ciri stunting,” ucapnya.

Ia juga menuturkan, alasan panjang dan berat tubuh saja sangat diperhatikan, karena stunting dapat menghambat kecerdasan dan memicu penyakit.

“Stunting berpengaruh pada perkembangan otak dan keberhasilan pendidikan, bahkan bisa meningkatkan risiko penyakit yang tidak menular, seperti diabetes, stroke, dan jantung,” tutur dosen FK Unair ini.

Guna mencegah dampak stunting tersebut, Farida mengungkapkan, perlunya intervensi yang berkelanjutan dan komprehensif bagi ibu hamil dan ibu bersalin dengan menyiapkan 1000 HPK.

Salah satunya dengan mengkonsumsi tablet tambah darah. Menurutnya, 1 dari 3 ibu hamil mengalami anemia dan hal itu bisa menghambat asupan oksigen ke janin hingga membuat bayi lahir prematur, berat bayi rendah, dan berpotensi stunting.

“Menyiapkan 1000 HPK tidak mahal, remaja putri saat menstruasi dianjurkan minum tablet tambah darah, begitupun dengan ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan zat besi dan asam folat,” ungkapnya.

Selanjutnya, mengupayakan jaminan mutu antenatal care. Yakni pemeriksaan kehamilan dengan medis secara berkala bisa membantu kesehatan mental dan fisik ibu hamil dalam mempersiapkan persalinan, nifas, ASI dan lain sebagainya.

Terakhir yaitu mencukupi kebutuhan gizi. Farida mengatakan bagi calon pengantin perempuan maupun istri yang tengah mempersiapkan kehamilan wajib menjaga pola hidup dan makanan gizi seimbang. “Ganti makanan cepat saji dengan makanan bernutrisi tinggi seperti sayur-sayuran,” ucapnya.

Sementara itu, untuk pengantin wanita, lanjut Farida, agar tidak Kekurangan Energi Kronik (KEK) minimal  ukuran lingkaran lengannya sebesar 23,5 cm.

“Jangan sampai terjebak dengan kesibukan persiapan pernikahan sehingga menyita perhatian gizi penganten wanita,” tutupnya.

Leave a Reply