Demo Anti-Militer di Sudan Berlanjut Meski Dibubarkan Pakai Gas Air Mata

Demo Anti-Militer di Sudan Berlanjut Meski Dibubarkan Pakai Gas Air Mata

Nasional

Warga Sudan menggelar demonstrasi untuk menentang kudeta militer yang terjadi hampir tiga bulan lalu, di selatan ibu kota Khartou, Sudan. Foto: AFP

Demo anti-militer di Sudan masih berlanjut. Pada Kamis (10/2) para pengunjuk rasa berkumpul di depan istana presiden sebelum akhirnya dibubarkan paksa menggunakan gas air mata.

Meskipun begitu, masyarakat tetap menyerukan aksi protes terhadap pemerintahan yang dikuasai oleh kelompok militer di seluruh penjuru kota.

Mereka menolak keputusan pemerintah, yang saat ini dikuasai oleh kelompok militer, untuk menjalin hubungan dengan Israel.

Warga Sudan menggelar demonstrasi untuk menentang kudeta militer yang terjadi hampir tiga bulan lalu, di selatan ibu kota Khartou, Sudan. Foto: AFP

“Kami akan terus berdemonstrasi di jalan-jalan sampai kami menjatuhkan kekuasaan militer dan mengembalikan demokrasi,” kata mahasiswa peserta aksi unjuk rasa Salah Hamid (22), dikutip dari Reuters, Jumat (11/2).

Akibat aksi protes besar-besaran ini, Sudan bukan hanya terjerat dalam situasi krisis politik, namun juga krisis ekonomi.

Hal ini semakin memburuk setelah rute utama jalur ekspor dari Sudan ke Mesir di blokade sejak bulan lalu.

Para pengunjuk rasa menentang perebutan kekuasaan baru-baru ini oleh militer Sudan dan penggulingan pemerintah sipil, di jalan-jalan ibu kota Khartoum, Sudan. Foto: Mohamed Nureldin/REUTERS

Dua orang kritikus politik militer terkemuka di Sudan, Khalid Omer Yousif dan Wagdi Salih, juga ditangkap pada hari Rabu kemarin, (9/2).

Namun menurut keterangan penasihat media untuk penguasa militer Sudan Brigadir Altahir Abu Haja, penangkapan tersebut tidak bersifat politis, hanya untuk penyelidikan saja.

Akibat demonstrasi berkepanjangan ini, setidaknya ada 79 orang tewas 2 ribu luka-luka, dan 100 orang ditahan.