Dipenjara Paksa pada 2019, Kini Putri Basmah dari Arab Saudi Telah Bebas

Nasional

Putri Basmah binti Saud. Foto: AFP/ MANDEL NGAN

Nama Putri Basmah binti Saud dari Kerajaan Arab Saudi beberapa tahun belakangan ini kerap diperbincangkan. Putri Basmah dipenjara pada 2019 dan pada april 2020, ia memohon pada pamannya, Raja Salman bin Abdulaziz, agar dibebaskan dari penjara. Perempuan 57 tahun ini melayangkan permohonan tersebut melalui cuitan di Twitter.

Tak hanya minta dibebaskan karena merasa tidak bersalah, Putri Basmah juga mengungkap bahwa dirinya ditahan secara paksa di penjara al-Ha’ir dan meminta raja dan putranya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, untuk meninjau kasusnya.

Putri Basmah binti Saud. Foto: AFP/ MANDEL NGAN

“Seperti yang Anda ketahui, saya ditahan secara sewenang-wenang di penjara al-Ha’ir tanpa kriminal, atau tuntutan apa pun terhadap saya. Kesehatan saya memburuk dan itu bisa menyebabkan kematian. Saya belum menerima perawatan medis atau bahkan balasan surat-surat yang saya kirim dari penjara ke Pengadilan Kerajaan. Saya diculik tanpa penjelasan bersama dengan salah satu anak perempuan saya, dan dijebloskan ke penjara,” demikian isi cuitan Putri Basmah yang kini sudah dihapus.

Setelah hampir tiga tahun di penjara, anak bungsu dari Raja Saud yang memerintah Arab Saudi pada 1953-1964 ini akhirnya dibebaskan. Kabar ini telah dikonfirmasi oleh penasihat Putri Basmah lewat beberapa media, seperti New York Times, Associated Press, dan lain-lain.

“Dua perempuan (Putri Basmah dan salah satu anak perempuannya) telah dibebaskan dari penjara dan telah tiba di rumah mereka di Jeddah pada Kamis, 6 Januari 2022. Sang putri berada dalam kondisi baik-baik saja, tapi akan melakukan serangkaian pemeriksaan medis. Ia tampak lelah tapi punya semangat yang kuat, ia juga bersyukur bisa kembali bersama anak-anaknya,” ungkap Henri Estramant, penasihat Putri Basmah kepada The Guardian.

Putri Basmah binti Saud. Foto: AFP/ MANDEL NGAN

Terkait kabar ini, pihak Kerajaan Arab Saudi tidak memberikan komentar apa pun. Begitu juga dengan kedutaan besar Arab Saudi di Amerika Serikat (AS). Ketika dihubungi oleh People, Henri Estramant juga tidak merespons lebih lanjut.

Selama hidupnya, Putri Basmah sendiri dikenal sebagai pebisnis perempuan dan aktivis hak asasi manusia. Penangkapannya juga berkaitan dengan aksi pembelaan yang ia lakukan. Menurut laporan People, ia secara terbuka mengkritik kekuasaan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan perlakuan kerajaan terhadap perempuan.

Di bawah pimpinan Pangeran Salman, pemerintahan Arab Saudi banyak melakukan tindak kejahatan. Mereka juga mengaku tidak terlibat dalam kasus pembunuhan penulis Jamal Khashoggi. Padahal pihak intel AS meyakini bahwa Pangeran Salman adalah dalang di balik pembunuhan Jamal pada 2018 lalu.

Leave a Reply