Guru Besar UI Imbau 7 Langkah Cegah Omicron: Salah Satunya Evaluasi PTM 100%

Nasional

Guru Besar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI, Prof Tjandra Yoga Aditama. Foto: Dok. Pribadi

Dengan melihat kondisi Omicron yang makin menyebar dan ada kasus meninggal, setidaknya ada tujuh hal yang harus kita ambil untuk memutus penularannya. Hal ini disampaikan Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama.

“Jelas-jelas harus effort lebih daripada yang dilakukan minggu-minggu yang lalu,” kata Prof Tjandra dalam keterangannya, Minggu (23/1).

Ketujuh hal tersebut adalah sebagai berikut:

1) protokol kesehatan(3M, 5M) jauh lebih ketat kita laksanakan, berubah dari new normal menjadi now normal

2) kemungkinan WFH lebih luas, termasuk evaluasi kebijakan PTM 100%

Siswa mengikuti pelajaran mewarnai saat pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 Persen hari pertama di SLB C Autis Jenjang SMA Kedungkandang, Malang, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

3) penerapan aplikasi peduli lindungi jauh lebih ketat lagi dan termasuk mendeteksi kalau-kalau ada yang COVIDnya positif sesudah beberapa hari

4) peningkatan tes untuk mendeteksi yang OTG yang Omicron, dan telusur (“ke depan” kepada siapa menulari dan “ke belakang” dari siapa tertular) secara masif

5) upaya super maksimal meningkatkan vaksinasi dan booster, apalagi di daerah yang tinggi penularan Omicronnya dan juga pada lansia dan komorbid

6) karena sekarang RS masih relatif kosong, maka kasus Omicron ringan tapi dengan komorbid dan lansia baiknya dirawat dulu, kecuali kalau nanti RS memang akan jadi penuh

7) penanganan mereka yang datang dari luar negeri harus lebih ketat lagi

“Sejalan dengan itu maka kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan jelas harus ditingkatkan. Harus ada upaya maksimal untuk mengobati pasien Omicron, menangani pasien gawat dan memperkecil kemungkinan kematian,” ungkap Eks Direktur WHO Asia Tenggara itu.

“Juga, akan baik kalau evaluasi kebijakan dilakukan berdasar perubahan data yang ada. Artinya tidak hanya harus seminggu sekali atau sesuai jangka waktu tertentu, tetapi dapat juga sesuai dinamika perubahan data yang terjadi,” tutupnya.

Leave a Reply