Ini Foto Wajah Penendang Sesajen di Gunung Semeru saat Ditangkap Polisi

Nasional

Penendang sesajen di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur berinisial HF (masker hitam) ditangkap polisi di wilayah Kabupaten Bantu. Foto: Dok Polda DIY

Seorang pria yang diduga menendang sesajen di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, telah ditangkap polisi di wilayah Banguntapan, Kabupaten Bantul, pada Kamis (13/1) malam.

Pelaku yang berinisial HF itu ditangkap tanpa perlawanan. Pelaku ditangkap di jalan wilayah Kecamatan Banguntapan, Bantul, pada pukul 23.00 WIB, Rabu (13/1).

Dari foto yang dibagikan Polda DIY, pelaku terlihat duduk di Polsek Banguntapan. Dia mengenakan topi serta mengenakan kaus panjang warna hitam.

“(Semalam) dibawa ke Polsek Banguntapan bersama personel Polda Jatim untuk diinterogasi awal, pria tersebut selanjutnya dibawa ke Polda Jatim. Pada saat diamankan tidak ada perlawanan,” kata Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/1).

Penendang sesajen di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur berinisial HF ditangkap polisi di wilayah Kabupaten Bantul. Foto: Dok. Polda DIY

Dari informasi yang dihimpun, HF pernah kuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Ia masuk pada tahun 2008, namun dikeluarkan dari kampus pada 2014.

“Jadi tahun 2014 itu dia sudah DO. Jadi mahasiswa S1 dulu, tapi pada tahun 2014 dia sudah DO,” kata Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Prof Sri Sumarni, melalui sambungan telepon, Kamis (13/1).

Sumarni juga mengutuk keras tindakan HF, menurutnya pelaku telah melanggar nilai-nilai toleransi.

“Saya memang mengutuk keras perbuatan tersebut karena jauh dari nilai-nilai toleransi dan inklusivita. Jelas dia melukai masyarakat di sana,” tegas Sumarni.

“Apalagi Kementerian Agama itu sudah membuat kebijakan moderasi beragama sehingga kita memang Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan mengutuk keras atas perbuatan itu,” pungkasnya.

Tak cuma Prof Sri Sumarni yang mengecam tindakan tersebut. Ketua MUI KH Cholil Nafis di akun Twitternya menyesalkan peristiwa itu. Dia menulis:

Soal sesajen itu bisa karena keyakinan, bisa karena budaya. Tapi apa pun alasannya tak dibenarkan merendahkan keyakinan atau budaya orang lain. Saya menyesalkan perilaku menendang sesajen di gunung itu atas nama apa pun. Sebab dakwah itu mengajak dengan hikmah, bukan menginjak dan merendahkan.

Leave a Reply