Invasi Rusia ke Ukraina Mengkhawatirkan, RI Dinilai Bisa Berperan Setop Perang

Invasi Rusia ke Ukraina Mengkhawatirkan, RI Dinilai Bisa Berperan Setop Perang

Nasional

Kebakaran terlihat di area perumahan setelah penembakan di tengah invasi Rusia ke Ukraina di Mariupol, Kamis (3/3/2022). Foto: Twitter/@AyBurlachenko via Reuters

Invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-11. Hingga kini belum ada tanda-tanda serangan itu akan berhenti.

Pengamat Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, mengatakan agresi militer yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina sudah sampai pada tingkat mengkhawatirkan.

“Korban jiwa orang-orang yang tidak berdosa semakin berjatuhan, kerusakan infrastruktur juga terjadi semakin masif, kebutuhan pokok harian penduduk semakin sulit,” kata Sudarnoto dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/3).

Menurut Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri itu, apa yang diperbuat Rusia mengancam kehidupan sosial, ekonomi, kesehatan dan juga keamanan. Selain itu, serangan Rusia ini akan mengakibatkan masa depan anak-anak semakin suram.

“Tidak terbayangkan, sebuah tatanan dunia ke depan yang seharusnya dibangun berdasarkan kepada prinsip-prinsip keadaban dan ketertiban dunia dan penghormatan yang tinggi terhadap kedaulatan dan kemanusiaan justru masih diwarnai dengan peperangan dan penghancuran,” ujar tokoh Muhammadiyah itu.

Pasukan pro-Rusia terlihat di atas kendaraan lapis baja di pemukiman Buhas (Bugas) yang dikuasai separatis, di wilayah Donetsk, Ukraina, Selasa (1/3/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS

Ia berpendapat, apa pun alasan Rusia menyerang Ukraina tak akan dapat menyelesaikan masalah. Agresi ini, justru menimbulkan perlawanan yang semakin kuat dari Ukraina.

“Pengalaman sejarah di banyak tempat telah menunjukkan kepada kita bahwa perlawanan terhadap agresi akan dilancarkan tidak saja oleh militer, akan tetapi akan melibatkan elemen masyarakat yang luas,” tuturnya.

“Inilah apa yang saat ini sedang dilakukan oleh pemerintah Ukraina yaitu menyerukan atau memobilisasi kepada semua warga sipil, apa pun agamanya, untuk ikut terus melawan membela tanah air dari agresi militer Rusia. Semangat heroisme, patriotisme, nasionalisme saat ini sedang diperkuat di Ukraina untuk melawan dan juga mengalahkan serta menghancurkan militer Rusia,” tambahnya.

Sudarnoto menilai, pendekatan agresif-militeristik ini tidak sekedar akan menghancurkan banyak hal, akan tetapi juga tidak menyelesaikan persoalan pokok yang dihadapi oleh Rusia dan Ukraina.

Aksi unjuk rasa warga Ukraina melawan Rusia. Foto: REUTERS/Valentyn Ogirenko

Menurut dia, dampak perseteruan Rusia dan Ukraina juga semakin terasa. Ia juga menilai beberapa negara juga akan terlibat dan terseret dalam perseteruan ini secara langsung dan tidak langsung.

“Dampak global dari perseteruan Rusia-Ukraina ini juga semakin terasa. Kelancaran hubungan diplomatik antar negara juga akan mengalami gangguan sebagai dampak perseteruan yang semakin memanas ini,” kata dia.

“Beberapa negara [blok negara] akan terlibat dan terseret dalam perseteruan ini secara langsung dan tidak langsung dan ini bisa mengakibatkan dampak yang lebih buruk yaitu meluasnya skala pertentangan,” sambungnya.

Selain politik, dampak ekonomi, kata dia, juga semakin terasa oleh masyarakat di banyak negara. Kesulitan dan memburuknya ekonomi global, lanjut dia, akan sulit dihindari jika persoalan Rusia-Ukraina terbiarkan dan tidak ada satu negara pun yang berupaya menghentikan perseteruan dua negara ini.

Pasukan pro-Rusia terlihat di atas tank di pemukiman Buhas (Bugas) yang dikuasai separatis, di wilayah Donetsk, Ukraina, Selasa (1/3/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS

“Negara besar seperti Amerika dan beberapa negara lainnya yang tergabung dalam NATO misalnya, hemat saya harus mampu mengendalikan diri dan tidak perlu memanas-manasi situasi sehingga memperlanggeng persengketaan Rusia-Ukraina,” imbuhnya.

“Kepentingan perdamaian, ketertiban dan keadilan global haruslah menjadi kunci bagi negara seperti Amerika di dalam menyelesaikan konflik-konflik di berbagai tempat termasuk Rusia-Ukraina. Ajaklah ke meja perundingan secara jenuin untuk menyelesaikan dan menghentikan pertempuran sekaligus membangun perdamaian,” tambah dia.

Sudarnoto berharap, pemerintah Indonesia berperan lebih strategis dan taktis dalam ikut serta mengupayakan perdamaian Rusia dan Ukraina.

Sebagai sahabat 2 negara itu, Indonesia memiliki peluang untuk menghentikan serangan Rusia ke Ukraina serta membuat kedua negara itu duduk bersama dengan membahas dan melaksanakan langkah-langkah perdamaian.

“Pengalaman kesepakatan damai yang dilakukan di berbagai negara yang bertikai menunjukkan bahwa trust sangatlah penting, jangan ada satu pun yang mengkhianati. Bangsa Indonesia tetap berkomitmen untuk menciptakan perdamaian abadi di mana pun dan karena itu langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah RI sangatlah berarti untuk menghentikan pertempuran Rusia-Ukraina,” tandasnya.