Kremlin: Eropa dan AS Tak Bisa Mengisolasi Negara Sebesar Rusia

Kremlin: Eropa dan AS Tak Bisa Mengisolasi Negara Sebesar Rusia

Nasional

Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov. Foto: Sergei Karpukhin/Reuters

Rusia menuduh para pemimpin Barat berlagak seolah bandit saat menanggapi invasi ke Ukraina.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memakai istilah tersebut dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (5/3/2022). Peskov memperingatkan, pihaknya akan segera menanggapi serangan sanksi bertubi itu.

Peskov tidak merinci tindakan apa yang akan beriak dalam masa mendatang. Tetapi, ia mengatakan, langkah-langkah itu tentu akan menyokong kepentingan Moskow.

Bagaimanapun juga, menurut Peskov, Barat tidak akan bisa mengisolasi negara sebesar Rusia.

“Dunia terlalu besar bagi Eropa dan Amerika Serikat untuk mengisolasi sebuah negara, dan terlebih lagi negara sebesar Rusia,” ancam Peskov, seperti dikutip dari Reuters.

Ilustrasi minyak mentah. Foto: Alexander Knyazhinsky/Shutterstock

Peskov melayangkan ancaman lain atas kemungkinan sanksi AS terhadap ekspor energi Rusia. Ia mengatakan, keputusan semacam itu akan memberikan guncangan besar dalam pasar energi.

AS memang sempat meninjau sanksi untuk aliran minyak dan gas Moskow. Tetapi, waktunya belum tepat untuk langkah tersebut.

Disadur dari Reuters, Gedung Putih menilik lonjakan harga minyak tertinggi dalam 11 tahun. Gangguan dalam pasokan energi pun kian melambung. Sehingga, membidik ekspor Rusia sekarang hanya akan menunjang Kremlin.

Pemerintahan Biden khawatir, penerapan sanksi pada ekspor untuk kilang-kilang minyak Rusia justru berimbas pada harga energi AS.

“Kami tidak memiliki kepentingan strategis dalam mengurangi pasokan energi global yang akan menaikkan harga di pompa bensin untuk orang Amerika,” ujar wakil juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre.

Pekerja mengakut pipa selama pembangunan pipa gas Eugal pada 26 Maret 2019 di dekat Damerow, Jerman. Pipa gas Eugal akan mengangkut gas alam yang datang dari Rusia melalui pipa Nord Stream 2 480km. Foto: Sean Gallup/Getty Images

Kendati demikian, Uni Eropa tengah mempersiapkan berbagai sanksi lain terhadap Rusia.

Presiden UE, Ursula von der Leyen, memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin agar segera menghentikan agresi. Sebab, lebih dari 40 negara telah mempersenjatai diri dengan sanksi-sanksi tersebut.

“Kami siap untuk mengambil tindakan lebih buruk jika Putin tidak menghentikan dan membalikkan perang yang telah dia luncurkan,” jelas von der Leyen pada Jumat (4/3/2022), seperti dikutip dari CNN.

“Berkat koordinasi (dengan AS), kami bersama-sama merancang, mengembangkan, dan menerapkan sanksi dalam waktu singkat. Sanksi yang menunjukkan tekad kami untuk membuat Putin membayar harga untuk perangnya. Kami tidak mengambil langkah-langkah ini dengan enteng tetapi jelas kami perlu bertindak,” tambah von der Leyen.