Mengapa Saya Senang Bersujud

Nasional

Saya paling senang sujud. Saya merasa dekat sekali dengan Allah. Iya dekat sekali ke Allah. Kemudian membuat tidak ada, “aku” tidak ada ”saya.” Tidak ada ego, tidak ada ketinggian hati, sadar posisi diri. Sama rendah dengan bumi. Sama rendah juga dengan tanah yang menjadi asal penciptaan manusia.

Ketika saya mengkhawatirkan sesuatu, saya berdoa dalam sujud juga. Termasuk saat mengkhawatirkan bangsa juga negara. Membawa doa-doa yang dikhawatirkan seluruh masyarakat tanah air. Soal apa saja. Kemiskinan, kebodohan, kerusakan, kelaparan juga penyakit dan lain sebagainya. Maka, saat dicabut beberapa yang dikhawatirkan, ya sujud kembali. Sujud kembali itu, sekalian sujud syukur juga.

Buat yang belom merasakan nikmatnya sujud kepada Yang Maha Tinggi. Maka, saya, Yusuf Mansur, mendoakan, semoga bisa merasakan kenikmatan sujud. Tidak akan saya menertawakan. Tidak akan saya menghina. Gak saya ngata-ngatain. Tidak akan saya berkernyit, kenapa misalnya, orang nyuruh sujud, bersyukur kepada Allah, lalu malah ditertawakan? Malah diledek, malah dicaci, malah dimaki, malah dihina. Bahkan kemudian bersayap tertawaannya, ledekannya, caciannya, makiannya. Melebar ke mana-mana.

Yah, barangkali ga tau, barangkali ga paham juga barangkali ga ngerti. Atau ada penyakit hati. Atau ya emang terbiasa negatif. Bagi saya, ya bawa aja lagi sujud. Bawa aja semua kegundahan, pertanyaan, peristiwa, kejadian, ke sujud.



InsyaaAllah, kita sama-sama belajar tentang sujud syukur, yang hebat banget, lagi sunnah kedudukannya.

Leave a Reply