Menlu ASEAN Sikapi Rusia-Ukraina: Tahan Diri, Dialog untuk Penyelesaian Damai

Menlu ASEAN Sikapi Rusia-Ukraina: Tahan Diri, Dialog untuk Penyelesaian Damai

Nasional

Menlu Retno Marsudi (tengah) foto bersama dalam ASEAN-Russia Ministerial Meeting di Bangkok, Thailand. Foto: Dok. Sekretariat ASEAN

Menteri Luar Negeri ASEAN mengeluarkan pernyataan mengenai situasi yang terjadi di Ukraina pasca invasi yang dilakukan Rusia sejak Kamis (24/2) lalu. Melalui keterangan tertulis, Menlu ASEAN menyatakan keprihatinannya atas situasi yang berkembang antara Rusia dan Ukraina.

“Kami menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri secara maksimal dan melakukan upaya maksimal untuk melakukan dialog melalui segala cara, termasuk cara diplomatik untuk mengatasi situasi, mengurangi ketegangan, dan mencari penyelesaian damai sesuai dengan hukum internasional, prinsip piagam PB dan Perjanjian Kerja Sama dan Persahabatan Asia Tenggara,” ujar Menlu ASEAN dalam keterangannya, Minggu (27/2).

Menlu ASEAN juga yakin masih ada ruang untuk diskusi damai untuk mencegah situasi semakin tidak terkontrol.

“Demi terwujudnya kedamaian, keamanan, dan keharmonisan koeksistensi menjadi tanggung jawab semua pihak untuk memegang prinsip saling menghormati kedaulatan, keutuhan teritorial, dan persamaan hak semua bangsa,” pungkasnya.

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina terjadi selama sebulan terakhir. Puncaknya adalah ketika Rusia mengirim pasukan ke Ukraina dan melakukan operasi militer skala besar di sana.

Pertempuran antara Rusia dan Ukraina sudah terjadi selama 3 hari. Puluhan hingga ratusan ribu warga Ukraina terpaksa mengungsi ke tempat yang aman di negara tetangga anggota NATO. Sementara untuk pria berusia 18-60 tahun diminta tinggal dan diberikan senjata untuk membantu pertempuran.

Rusia juga sempat mencoba membuka ruang dialog dengan Ukraina. Namun, pemerintah Ukraina menolak dialog tersebut dengan sejumlah alasan. Salah satunya menolak dialog diadakan Minsk, Belarusia.

Ukraina tak ingin negosiasi dilakukan di Minsk. Meski dalam beberapa kasus, konflik Ukraina-Rusia selalu diselesaikan di Minsk dan telah mengeluarkan Perjanjian Minsk I tahun 2014 dan Perjanjian Minsk II tahun 2015.