Nama Benua yang Dilalui Garis Ekuator dan Negara-Negaranya

Nama Benua yang Dilalui Garis Ekuator dan Negara-Negaranya

Nasional

Ilustrasi benua. Sumber: pixabay.com

Bumi memiliki beberapa benua yang dilalui garis ekuator atau garis khatulistiwa. Garis ekuator merupakan garis lurus yang membentang di permukaan bumi dengan arah timur dan barat. Jadi, garis ekuator membagi bumi menjadi bagian utara dan selatan. Adapun nama benua yang dilalui garis ekuator adalah benua Asia, Afrika, dan Amerika.

Umumnya, garis ekuator digunakan sebagai penanda pembagian zona iklim di bumi. Garis ini terdiri dari empat, yaitu garis lintang 0 derajat, garis lintang 23,5 derajat, garis lintang 66,5 derajat, serta garis lintang 90 derajat.

Nama Benua yang Dilalui Garis Ekuator dan Negara-Negaranya

Ilustrasi benua. Sumber: pixabay.com

Mengutip dari buku Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Budaya Dasar, dan Ilmu Sosial Dasar karya Zainal Berlian dan Muhammad Sadi (2020:50), nama benua yang dilalui garis ekuator adalah Asia, Afrika, dan Eropa. Sedangkan 13 negara yang berada di garis ekuator adalah sebagai berikut.

Kiribati di Australia dan Oceania

Ekuador di Amerika Selatan

Kolombia di Amerika Selatan

Brazil di Amerika Selatan

Sao Tome dan Principe di Afrika

Gabon di Afrika

Republik Demokratik Kongo di Afrika

Kongo di Afrika

Kenya di Afrika

Uganda di Afrika

Somalia di Afrika

Maldives (Maladewa) di Asia

Indonesia di Asia

Negara-negara yang dilalui garis khatulistiwa umumnya mempunyai hutan hujan tropis. Selain itu, di beberapa tempat, arus dingin juga dapat memicu iklim muson tropis yang disertai dengan musim kemarau. Adapun suhu rata-rata di negara khatulistiwa adalah 30 derajat celcius di siang hari dengan curah hujan rata-rata per tahunnya sekitar 2.500-3.500 mm pertahun.

Kemudian bumi di bagian khatulistiwa juga sedikit lebih menonjol dengan diameter di sepanjang garis khayal sekitar 43 km lebih besar daripada di kutub. Oleh karena itulah, banyak negara di daerah khatulistiwa yang menjadi tempat ideal untuk stasiun peluncuran pesawat ruang angkasa.

Hal ini karena daerah tersebut memiliki kecepatan rotasi yang lebih cepat sehingga dapat mengurangi bahan bakar yang diperlukan saat meluncurkan pesawat ruang angkasa.

Semoga bermanfaat. (Anne)

Leave a Reply