Pakai Hak Veto, Rusia Blokir Resolusi DK PBB yang Kutuk Invasi di Ukraina

Pakai Hak Veto, Rusia Blokir Resolusi DK PBB yang Kutuk Invasi di Ukraina

Nasional

Voting resolusi Dewan Keamanan PBB. Foto: AP Photo/Bebeto Matthews

Seperti yang sudah bisa diprediksi, Rusia menggunakan hak vetonya atas resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyesalkan agresi Rusia terhadap Ukraina dan menuntut agar pasukan militer segera ditarik.

Dikutip dari AFP, 11 dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB memberikan suara untuk mosi tersebut, yang ditulis bersama oleh Amerika Serikat dan Albania. Sementara China, India, dan Uni Emirat Arab memilih abstain.

Resolusi itu selalu ditakdirkan gagal karena kekuatan veto Moskow sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Namun, debat tersebut menawarkan kesempatan kepada negara-negara anggota untuk menyuarakan sanksi terhadap keputusan Presiden Vladimir Putin yang meluncurkan serangan skala penuh terhadap negara tetangga Rusia itu.

“Biarkan saya menjelaskan satu hal,” kata Dubes AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, setelah pemungutan suara. “Rusia, anda bisa memveto resolusi ini, tetapi anda tidak bisa memveto suara kami, anda tidak bisa memveto kebenaran, anda tidak bisa memveto prinsip kami, anda tidak bisa memveto rakyat Rusia”.

Kondisi bangunan tempat tinggal yang rusak di Jalan Koshytsa, pinggiran ibu kota Ukraina, Kyiv, tempat serangan bom militer diduga terjadi, Jumat (25/2/2022). Foto: Genya Savilov/AFP

Kata-kata dari draf teks yang diajukan ke Dewan Keamanan PBB dipermudah beberapa jam sebelum pemungutan suara untuk mendapatkan lebih banyak dukungan.

Kata “mengutuk” diganti dengan “menyesalkan” dan referensi pada Bab 7 Piagam PBB, yang memungkinkan anggota untuk mengambil tindakan militer untuk memulihkan perdamaian telah dihapus.

Resolusi tersebut menegaskan kembali kedaulatan Ukraina dan menyerukan Rusia untuk “segera menghentikan penggunaan kekuatannya terhadap Ukraina”.

Pada akhirnya, hampir 70 negara turut mensponsori resolusi tersebut.

“Jangan salah, Rusia terisolasi. Mereka tidak memiliki dukungan untuk menginvasi Ukraina,” kata Dubes Inggris untuk PBB, Barbara Woodward.

Sebelum pengambilan suara, Thomas-Greenfield mendeskripsikan serangan Rusia “sangat berani sehingga mengancam sistem internasional seperti yang kita kenal”.

“Kami memiliki kewajiban serius untuk tidak berpaling… Minimal, kami memiliki kewajiban untuk menolak,” kata dia.

“Pilih iya jika anda percaya Rusia harus bertanggung jawab atas tindakannya. Pilih tidak atau abstain jika anda menjunjung piagam dan menyelaraskan diri anda dengan tindakan agresif dan tidak beralasan dari Rusia”.

“Sama seperti Rusia yang memiliki pilihan, kamu juga,” ujarnya.

Rusia, yang saat ini memegang kursi kepresidenan Dewan Keamanan PBB bergilir, akan menghadapi pemungutan suara lain mengenai resolusi serupa di hadapan Majelis Umum PBB yang lebih luas, yang semuanya terdiri dari 193 negara anggota.

Moskow tidak memiliki hak veto di sana dan resolusi bisa lolos dengan selisih yang substansial, meskipun tidak mengikat.

Majelis Umum PBB menggelar pemungutan suara serupa pada 2014 yang mengutuk perebutan Krimea dari Rusia, yang memperoleh 100 suara dukungan.

Moskow juga menggunakan hak veto dalam resolusi Dewan Keamanan PBB mengutuk tindakannya di Krimea. 13 negara mendukungnya dan China abstain.