Panic Buying Diduga Jadi Penyebab Minyak Goreng Rp 14 Ribu di Pontianak Langka

Nasional

Etalase minyak goreng satu harga Rp 14 ribu. Foto: Lydia Salsabila

Hi!Pontianak – Panic buying minyak goreng satu harga, yakni Rp 14 ribu, terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat. Beberapa etalase khusus minyak goreng program pemerintah terpantau kosong atau habis.

Berdasarkan pantauan Hi!Pontianak pada, Kamis 27 Januari 2022 siang, 3 dari 4 supermarket yang dikunjungi tampak kosong atau sudah habis. Beberapa warga tampak silih berganti menanyakan keberadaan minyak goreng program pemerintah kepada karyawan supermarket.

Di Garuda Mitra misalnya, etalase minyak goreng tampak kosong. Yang tersisa hanya minyak goreng kemasan botol. Menurut salah satu pegawai, kehabisan stok sudah berlangsung sejak hari pertama penetapan satu harga minyak goreng. Bahkan untuk mengantisipasi pembeli menimbun minyak goreng pengelola toko membatasi display minyak goreng.

“Tadi pagi, baru juga di pajang (minyak goreng). Belum sejam, sudah habis. Di sini kami menerapkan sistem 3 kali restock, pagi, siang, sore. Ndak dikeluarkan sekaligus, sehari cuma 10 dus, tergantung ketersediaan minyak. Kasihan, kadang ada yang nda dapat. Jadi kami batasi,” ujar Ita, karyawan toko.

Penjual terpaksa melakukan pembatasan stok di etalase agar semua masyarakat bisa membeli minyak goreng Rp 14 ribu. Foto: Lydia Salsabila/Hi!Pontianak

Ita berharap, masyarakat tidak perlu panik dalam melakukan pembelian, sehingga stok tersebut mencukupi untuk masyarakat lain yang memang benar-benar membutuhkan.

Kekosongan minyak goreng juga terjadi di supermarket Kaisar dan Hypermart Megamall Ayani. Dari pantauan di lapangan, belum ada tanda-tanda karyawan supermarket untuk merestock kembali minyak goreng. Etalase minyak goreng di kedua supermarket tersebut tampak kosong dan sepi.

Sementara untuk di supermarket Mitra Mart yang berlokasi di jalan HRA Rahman, yang tersisa atau dijual hanya minya goreng kemasan 2 liter dengan harga Rp 28.000.

Meskipun demikian menurut salah satu karyawan di sana, minyak goreng yang dijual bahkan ludes, kurang dari satu jam.

Seorang ibu rumah tangga Hasanah yang sedang berbelanja, mengaku, dirinya cukup kesulitan memperoleh stok minyak goreng harga Rp 14 ribu. Bahkan ia mengaku telah berkeliling mencari, namun tidak mendapatkan minyak goreng tersebut.

“Gara-gara reaksi emak-emak borong minyak, habis barang tuh, tidak ada sisa sama sekali. Padahal pemerintah resmi sudah bilang akan menurunkan harga minyak. Nah, artinya kan minyak akan turun seterusnya, bukan cuma sekedar satu atau dua hari seperti barang promo. Pusing saya,” keluhnya.

Ia pun berharap pemerintah dapat mengatasi persoalan panic buying ini. Sebab, menurutnya, jika terjadi kekosongan terus menerus akan membuat masyarakat lainnya susah untuk menjamin kebutuhan pokok mereka.

Leave a Reply