PPP: Menag Tak Bijak, Hanya Memancing Kegaduhan

PPP: Menag Tak Bijak, Hanya Memancing Kegaduhan

Nasional

Sekretaris Jenderal DPP PPP, Arsul Sani. Foto: Fitra Andrianto/kumparan

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut kembali menuai kontroversi. Kali ini, Gus Yaqut memantik kritik publik karena memberi analogi soal gonggongan anjing saat menjelaskan Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.

Anggota Komisi III DPR Arsul Sani mengkritisi pernyataan Gus Yaqut.

“Pernyataan Menag yang ‘mensejajarkan’ kumandang azan dengan gonggongan anjing sebagai pernyataan tidak bijak dan hanya memancing kegaduhan,” kata Arsul pada kumparan, Kamis (24/2).

Namun, Arsul meyakini bahwa Menag tidak bermaksud untuk mendegradasi kumandang azan.

“Namun karena kita memahami adanya sensitivitas di kalangan umat Islam tentang hal-hal yang terkait dengan agama, maka pilihan diksi dan contoh-contoh kejadian dalam komunikasi publik para pejabat negara mesti hati-hati,” ungkap Arsul.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di DPR. Foto: Kemenag RI

Arsul menilai, tokoh publik harus tepat memilih diksi yang pas saat memberi pernyataan di ruang publik. Jika sampai salah memilih diksi, apalagi yang berkaitan dengan isu sensitif, maka akan menimbulkan ketegangan di tengah masyarakat.

“Ketidakpedulian terhadap diksi yang tepat dan bijak dari siapa pun yang termasuk public figure seperti pejabat tinggi negara akan menghasilkan reaksi naiknya tensi politik identitas yang semestinya menjadi tugas kita semua untuk meminimalisasinya bukan memperbesar ruangnya,” tambah Waketum PPP ini.

Arsul berharap ke depan, Menag bisa lebih berhati-hati dalam memilih diksi sebelum membuat pernyataan publik. Ia pun menyarankan agar Menag mengoreksi pernyataannya soal pengeras suara azan tersebut.

Misalnya seperti yang dilakukan Kepala BNPT dan Kapolri. Keduanya pernah minta maaf saat rapat dengan Komisi III DPR atas berbagai kejadian karena anggota Polri belum bisa bertugas sebagaimana mestinya.

“Kedua pejabat ini banyak diapresiasi publik karena menunjukkan sikap korektif dan kerendahan hatinya. Tidak ada salahnya Menag mencontoh Kapolri dan Kepala BNPT,” tutup Arsul.

Penulis: Dhania Anindyaswari Puspitaningtyas