Presiden Madura United Ingin Liga 1 Ditangguhkan Usai Krisis COVID-19

Presiden Madura United Ingin Liga 1 Ditangguhkan Usai Krisis COVID-19

Nasional

Madura United melawan PSIS Semarang pada pertandingan Liga 1. Foto: Instagram/@maduraunited.fc

Madura United tampaknya menjadi tim yang sejauh ini paling parah terkena dampak COVID-19 di putaran 2 Liga 1 2021/22. Laga ‘Laskar Sape Kerrab’ kontra Persipura yang mestinya dihelat pada Selasa (1/2) sampai harus ditunda.

Menurut Achsanul Qosasi selaku Presiden Madura United, alangkah baiknya Liga 1 musim ini ditangguhkan dulu sementara. Sebab, ia menilai bahwa situasi penularan sudah parah.

PT LIB menyatakan bahwa kurang dari 14 pemain Madura United yang siap tanding akibat COVID-19 dan cedera. Achsanul enggan membeberkan nama, tetapi yang jelas tidak semuanya orang tanpa gejala (OTG).

“Menurut saya, kalau sudah seperti ini, apa pun risikonya, sebaiknya ditundalah, disetop dulu Liga 1,” kata Achsanul kepada kumparan pada Selasa (1/2).Presiden Madura United, Achsanul Qosasi. Foto: Helmi Afandi/kumparan

“Kasihan pemain itu. Pemain ada yang flu, bukan cuma OTG biasa. Saya yakin teman-teman di klub lain juga,” lanjutnya.

Ke depannya, Achsanul Qosasi juga akan lebih tegas dalam memantau pemain. Ia meminta segenap skuad Madura United bisa menahan diri untuk tak keluyuran.

“Saya perketat sekarang kepada pemain. Kalau begini, enggak bisa dilonggarkanlah. Pemain juga harus tahu dan menyadari hal ini. Saya sudah umumkan kepada pemain untuk tetap tinggal di hotel, jangan ke mana-mana, menahan diri dululah,” terangnya.

“Karena sepak bola ini dari awal memang ditetapkan sama-sama harus patuh prokes, risiko diantisipasi sejak awal. Kalau mau main sepak bola, ya, begini taat prokes,” tandas Achsanul.

Madura United melawan PSIS Semarang pada pertandingan Liga 1. Foto: Instagram/@maduraunited.fc

Pada Agustus 2021, Prof Wiku Adisasmito selaku Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 pernah berbicara soal penangguhan Liga 1 terkait pandemi. Kala itu, ia meminta PT LIB, PSSI, semua klub, bahkan suporter mematuhi aturan protokol kesehatan. Jika muncul klaster, kompetisi bisa saja ditangguhkan.

“Demi keamanan bersama, pihak penyelenggara wajib berkomitmen memastikan bahwa protokol kesehatan dilakukan secara ketat, seluruh anggota tim telah divaksin dua kali dan dinyatakan negatif COVID-19 sebelum bertanding, dan pertandingan hanya disiarkan secara virtual,” tegas Prof Wiku pada Agustus 2021.

“Apabila liga dilaksanakan, saya meminta kepada pihak penyelenggara maupun suporter untuk dapat mematuhi ketentuan yang sudah diatur. Jika ada pelanggaran maupun kemunculan klaster baru COVID-19, maka penutupan operasional wajib dilakukan sebagai tindak lanjut,” tandasnya.

Leave a Reply