Pria Ini Hidup Lagi Setelah Dinyatakan Tewas oleh Dokter, Kok Bisa?

Pria Ini Hidup Lagi Setelah Dinyatakan Tewas oleh Dokter, Kok Bisa?

Nasional

Ilustrasi mayat. Foto: Shutter Stock

Beberapa tahun lalu, petugas sebuah penjara Spanyol dibuat terkejut oleh seorang narapidana. Bagaimana tidak, narapidana itu bangkit beberapa jam sebelum diautopsi, setelah dinyatakan tewas oleh tiga dokter berbeda.

Pada suatu pagi 7 Januari 2018, petugas sipir menemukan Gonzalo Montoya Jiménez tidak bernapas di sel tahanannya. Dua dokter diutus untuk mengecek Jiménez langsung di selnya. Dokter-dokter tersebut mengatakan Gonzalo Montoya Jiménez tidak menunjukkan tanda-tanda vital, dan dinyatakan telah meninggal di tempat, tanpa menujukkan tanda kekerasan.

Satu jam kemudian, dokter forensik datang untuk menginspeksi tubuhnya. Hasilnya sama, Jiménez telah meninggal. Jasad sang napi—yang dipenjara karena pencurian—dimasukkan ke dalam kantong jenazah, dan dibawa ke rumah sakit untuk otopsi.

Di kamar mayat, salah seorang patologis yang akan mengecek jenazah Jiménez mendengar sesuatu yang dari dalam kantong. Patologis tersebut mendengar ada yang mendengkur dari dalam kantong jenazah Jiménez.

Pada saat itu, jenazah Jiménez sudah cukup lama di lemari dingin kamar mayat, dan dokter mencoret-coretan tubuh Jiménez untuk pedoman pisau bedah ketika otopsi.

“Dokter forensik mulai mendengar suara-suara dari dalam kantong. Montoya tidak mati. Justru sebaliknya,” lapor El Español saat itu. “[Ahli patologi] forensik melanjutkan untuk membuka kantong dan menemukan narapidana itu masih hidup”

Ilustrasi penjara di Amerika Serikat. Foto: PAUL BUCK/AFP

Gonzalo Montoya Jiménez langsung dirujuk ke rumah sakit untuk pemulihan dan pemeriksaan lebih lanjut, di mana terungkap kondisinya baik dan sehat. Petugas penjara dan dokter yang menangani Jiménez sebelumnya menjadi bingung dan tidak mengerti apa-apa tentang yang baru terjadi.

“Saya tidak dapat mengomentari apa yang terjadi di Institute of Legal Medicine,” kata juru bicara Layanan Penjara Spanyol kepada media melalui ScienceAlert, “tetapi tiga dokter sudah melihat tanda-tanda klinis kematian sehingga saat ini masih belum jelas mengapa hal ini terjadi”

Petugas kemudian mengumumkan bahwa tubuh Jiménez menunjukkan tanda cyanosis—perubahan warna kulit menjadi keungu-ungan yang disebabkan sirkulasi oksigen yang rendah, dan juga rigor mortis, kondisi di mana otot berkontraksi dan kaku, yang umum pada mayat beberapa jam setelah meninggal.

Rumah sakit mengatakan kepada media bahwa mati palsu ini mungkin adalah kasus catalepsy, di mana tubuh masuk ke kondisi seperti kejang, hilang kesadaran dan sensasi, ditambah badan yang menjadi kaku.

Ketika di rumah sakit, butuh waktu 24 jam sampai Jiménez sadar, dan kemudian meminta bertemu dengan istrinya.

Leave a Reply