Rayakan Imlek Sambil Menyusuri Budaya Tionghoa, Yuk Ikut Tur Wisata Ini

Rayakan Imlek Sambil Menyusuri Budaya Tionghoa, Yuk Ikut Tur Wisata Ini

Nasional

Disparekraf DKI Jakarta gelar Tur Pecinan Jakarta. Foto: Disparekraf DKI Jakarta

Tahun Baru Imlek tidak hanya diwarnai dengan berbagai tradisi dan kulinernya yang khas. Lebih dari itu, salah satu perayaan terpenting bagi masyarakat Tionghoa ini juga punya sejarah yang panjang.

Selain di negara asalnya yakni China, budaya Tionghoa juga bisa kamu temukan Jakarta tepatnya kawasan Pecinan. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya bangunan-bangunan bersejarah yang jadi saksi kedatangan masyarakat Tionghoa ke Indonesia.

Disparekraf DKI Jakarta gelar Tur Pecinan Jakarta. Foto: Disparekraf DKI Jakarta

Dalam rangka mengenalkan budaya Tionghoa lebih dalam, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta menggelar walking tour atau tur jalan kaki bagi traveler.

Kepala Bidang Pemasaran dan Atraksi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Hari Wibowo, menjelaskan tur ini berangkat dari tumbuhnya minat berwisata dan antusias masyarakat dalam mengikuti kegiatan walking tour yang sebelumnya diselenggarakan di Cikini.

Kepala Bidang Pemasaran dan Atraksi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Hari Wibowo. Foto: Disparekraf DKI Jakarta

“Pemilihan Kawasan Pecinan memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena memiliki nilai sejarah budaya Tionghoa yang kuat, dengan harapan Jakarta selalu menjadi kota tujuan utama bagi para wisatawan untuk berwisata dari segala kalangan,” ujar Hari seperti dikutip dari keterangan resminya Sabtu (5/2).

Hari menjelaskan kegiatan Tur Pecinan Jakarta (China Town Walking Tour) ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan perayaan Tahun Baru Imlek 2573 yang bertajuk Jakarta Imlekan.

Mengenal Lebih Dekat dengan Budaya Tionghoa

Potret seorang warga dengan sepeda motornya yang berada di salah satu Vihara di kawasan Pecinan Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat, Sabtu (18/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Lewat walking tour tersebut, traveler diajak mengunjungi beberapa destinasi yang sarat akan budaya masyarakat Tionghoa. Mulai dari Gedung Chandra Naya, Klenteng Jin De Yuan, Gereja Santa Maria de Fatima, Vihara Toasebio, Toko Obat Tay Seng Ho, Petak Sembilan, Pantjoran Tea House hingga Gang Gloria.

Gedung Chandra Naya merupakan bekas kediaman keluarga Khouw van Tamboen, terutama Majoor der Chinezen Khouw Kim An, kepala bangsa Tionghoa di Batavia yang terakhir (1910-1918 dan diangkat kembali 1927-1942).

Bangunan seluas 2.250 meter persegi yang didirikan pada abad ke-19 ini memiliki arsitektur Tionghoa yang khas dan merupakan salah satu dari dua kediaman rumah mayor Tionghoa Batavia yang masih berdiri di Jakarta.

Setelah menyusuri Gedung Chandra Naya, traveler juga diajak mengunjungi beberapa rumah ibadah ikonik seperti Klenteng Jin De Yuan, Gereja Santa Maria de Fatima hingga Klenteng Toasebio.

Berkunjung ke Chinatown-nya Jakarta

Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili di Wihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Selasa (1/2/2022). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO

Dari sana, kita bergeser lagi ke Petak Sembilan yang dikenal sebagai chinatown atau pecinan-nya Jakarta. Petak Sembilan terletak di Gang Pancoran, Glodok, Jakarta Barat. Lokasinya tepat berada di belakang Pasar Glodok.

Kawasan ini sangat kental dengan budaya Tionghoa yang kaya nilai historis. Nama Petak Sembilan konon katanya berasal dari rumah petak yang berjumlah sembilan unit di lokasi ini.

Seorang warga berdoa di Jalan Kemenangan VII, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Senin (31/1/2022). Foto: Wahyu Putro A/Antara Foto

Di kawasan Petak Sembilan Glodok, ada sebuah gang, namanya Gloria. Meski terbilang cukup sempit, gang ini sudah dikenal dengan banyaknya penjual jajanan atau kuliner yang khas. Salah satunya adalah Bakmi Amoy yang sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu.

Buat kamu yang beragama Buddha dan ingin sembahyang, kamu bisa mengunjungi kelenteng di sana. Ada dua kelenteng yang pegipegi kunjungi, yaitu kelenteng Tang Seng Ong Se dan Toa Se Bio. Kelenteng Tang Seng Ong Se adalah kelenteng yang cukup tua di sana. Tapi, bentuknya masih sangat bagus dan terawat.

Pantjoran Tea House Glodok. Foto: Safira Maharani/kumparan

Masih berada di kawasan glodok, kamu juga akan diajak berwisata kuliner ke Pantjoran Tea House. Kedai teh satu ini menyajikan berbagai menu oriental khas masyarakat Tionghoa.

Menariknya, kedai teh itu juga masih menyimpan beberapa tradisi masa lalu. Salah satunya adalah tradisi patekoan. Patekoan memiliki dua suku kata yang aslinya terpisah, yaitu ’’pa’’ yang bermakna ’’delapan’’ dan ’’teiko’’ yang merujuk pada ’’teko’’.

Di sini kamu juga bisa melihat langsung cara penyajian penyeduhan teh otentik khas Tionghoa. Menariknya, pengunjung juga bisa menikmati suasana oriental yang khas karena arsitektur bangunan era kolonialnya yang masih dipertahankan. Selain itu, di dalam kedai kamu juga bisa menemukan berbagai ornamen Negeri Tirai Bambu yang khas.

Acara China Town Walking Tour

Disparekraf DKI Jakarta gelar Tur Pecinan Jakarta. Foto: Disparekraf DKI Jakarta

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Andhika Permata mengatakan acara ini sudah dibuka dan dimulai hari pada hari ini Sabtu (5/2). Acara walking tour ini akan digelar pada 6, 12, dan 13 Februari 2022 mendatang.

Pada setiap harinya, tur akan dipandu oleh Pramuwisata (tour guide) dari Himpunan Pramuwisata Indonesia DKI Jakarta.

Adapun, kegiatan ini akan diikuti oleh 20 peserta terpilih dari pemenang kuis yang diselenggarakan di media sosial milik Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Instagram @jakarta_tourism.

Para peserta, pramuwisata dan panitia diwajibkan mematuhi protokol kesehatan di antaranya mengikuti tes swab antigen, menggunakan masker medis serta menjaga jarak.

***

(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)

Leave a Reply