Redam Daging Sapi Mahal, Bulog Impor 20 Ribu Ton Daging Kerbau India

Redam Daging Sapi Mahal, Bulog Impor 20 Ribu Ton Daging Kerbau India

Nasional

Pekerja menata daging beku impor asal India yang tiba di New Priok Container Terminal One (NCPT1), Jakarta, Sabtu (5/3/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO

Harga daging sapi dalam negeri tengah melambung. Akhir bulan Februari 2022, harga daging sapi terpantau menembus angka Rp 160.000 per kg. Kondisi tersebut disebabkan harga daging sapi impor memang sedang tinggi saat ini, terutama di Australia.

Dalam rangka percepatan masuknya cadangan stok daging nasional guna mencukupi kebutuhan dalam negeri, Perum Bulog bersama Badan Pangan Nasional (BPN) mengimpor daging kerbau untuk mengatasi kelangkaan daging menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Impor tahap 1 datang mulai Sabtu (5/3) sebanyak 20 ribu ton daging kerbau dari India.

Penugasan tersebut diberikan dari pemerintah kepada Bulog. Adapun kedatangan daging impor ini diterima langsung oleh Bulog dan Badan Pangan Nasional di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad Suyamto, mengatakan kedatangan daging kerbau sebesar 60 persen dari total 20 ribu ton atau baru sekitar 12 ribu ton.

“Daging kerbau impor dari India mulai berdatangan. Kita akan selesaikan 20 ribu ton pada minggu pertama Maret 2022,” jelas Suyamto di Tanjung Priok, Sabtu (5/3).

Selanjutnya, Bulog akan terus mendatangkan impor daging sapi maupun kerbau untuk kebutuhan puasa dan Idul Fitri. Suyamto mengatakan, impor akan berlangsung setidaknya hingga akhir Maret.

“Sifat dari daging kerbau ini untuk kebutuhan tertentu, jadi kita sesuaikan kuotanya sesuai kebutuhan, setelah 20 ribu ton akan datang terus sampai nanti menjelang Idul Fitri,” lanjut Suyamto.

Dalam kesempatan sama, Kepala BPN Arief Prasetyo Adi menyebutkan selain daging kerbau dari India, impor daging selanjutnya akan datang dari Brasil berupa daging sapi.

Daging kerbau impor tiba di Tanjung Priok. Foto: Bulog

“Ini adalah salah satu sumber, sumber ketersediaan pertama dari sumber lokal. Kalau lokal tidak ada, cadangan kita memakai daging impor harus kita siapkan juga,” jelas Arief.

Dengan jumlah stok daging beku yang ada saat ini, Arief mengeklaim dapat membantu mengatasi kebutuhan lonjakan permintaan daging beku jelang Ramadhan dan Idul Fitri sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

Selanjutnya, daging impor ini akan segera didistribusikan ke seluruh Indonesia melalui sarana cold storage dan jaringan infrastruktur yang dimiliki Bulog.

Perum Bulog juga terus berkoordinasi dengan BPN, pemerintah pusat maupun daerah guna membantu mensukseskan program pemerintah dengan menstabilkan harga pangan lainnya pada saat Ramadhan dan Idul Fitri.