Sederet Fakta Chernobyl yang Kini Dikuasai Tentara Rusia

Sederet Fakta Chernobyl yang Kini Dikuasai Tentara Rusia

Nasional

kota hantu Chernobyl Foto: Shutter stock

Konvoi militer darat Rusia, mengambil alih fasilitas nuklir Chernobyl, pada Kamis (24/2) waktu setempat. Aksi Rusia ini membuat geger. Tak hanya Eropa, tapi juga seluruh dunia karena adanya risiko musibah kalau penahan radiasi radioaktif, rusak.

Di hari selanjutnya, ada laporan terkait kenaikan tingkat radiasi di sekitar Chernobyl oleh otoritas setempat. Penyebabnya diyakini karena kendaraan militer Rusia membawa debu dan tanah yang terkontaminasi radioaktif dari area dekat dengan reaktor dan membawanya ke daerah yang lebih jauh.

Fasilitas Chernobyl adalah sisa dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang meledak tahun 1986 lalu. Reaktor yang meleleh akibat ledakan tersebut, sampai sekarang masih menghasilkan radiasi radioaktif dan zona eksklusi tidak layak huni radius 12 mil dari reaktor, hingga puluhan ribu tahun.

Berikut fakta-fakta lain seputar Chernobyl yang harus diketahui:

Hanya berjarak sekitar 130 km dari ibu kota Ukraina, Kyiv

Beberapa analisa mengatakan bahwa salah satu alasan kenapa militer Rusia merebut fasilitas ini karena ‘kebetulan’ berada di rute tercepat menuju Kyiv, ibu kota Ukraina. Chernobyl memang hanya berjarak 12 mil atau sekitar 20 km dari perbatasan utara Ukraina, berbatasan dengan Belarusia.

Akses darat ini tercepat dibanding titik militer Rusia lain masuk Ukraina, seperti dari barat atau dari Selatan.

Reaktor yang meledak adalah reaktor nuklir buatan Uni Soviet yang dianggap cacat

Reaktor Chernobyl yang meledak tahun 1986 lalu adalah reaktor RBMK-1000. Reaktor ini memiliki desain tabung tekanan yang menggunakan bahan bakar uranium dioksida U-235 yang energi dari reaksi nuklirnya digunakan untuk memanaskan air, menciptakan uap yang menggerakkan turbin reaktor dan kemudian menghasilkan listrik, dilansir LiveScience.

Pada reaktor fisi, normalnya reaksi berantai ini ‘direm’ dengan air yang berfungsi mendinginkan panas yang berlebihan. Sementara pada reaktor RBMK-1000 ini, Uni Soviet menggunakan grafit untuk menekan reaktivitas inti nuklir dan untuk menjaga reaksi nuklir terus menerus terjadi di inti.

Saat inti nuklir kemudian memanas dan menghasilkan lebih banyak gelembung uap, inti menjadi lebih reaktif, menciptakan loop umpan balik positif yang oleh para insinyur disebut sebagai koefisien kekosongan positif.

“Saat produksi uap di saluran bahan bakar meningkat, neutron yang seharusnya diserap oleh air yang lebih padat sekarang menghasilkan peningkatan fisi dalam bahan bakar.” tulis World Nuclear Asociation.

“Pada saat kecelakaan di Chernobyl 4, pembakaran bahan bakar reaktor, konfigurasi batang kendali, dan tingkat daya menyebabkan koefisien kekosongan positif yang cukup besar untuk mengalahkan semua pengaruh lain pada koefisien daya”

Pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl setelah mengalami ledakan (30/4/1986). Foto: AFP

Klaim korban tewas Uni Soviet vs Investigasi PBB

Di momen ledakan reaktor, dua petugas langsung meregang nyawa. Banyak kemudian petugas fasilitas, dan pemadam kebakaran yang menderita gejala radiasi akut dibawa ke rumah sakit lalu meninggal. 28 petugas tersebut meregang nyawa hanya beberapa jam setelah ledakan.

Masyarakat sipil yang tinggal di dekat Chernobyl juga mengeluhkan gejala muntah, sakit kepala, dan gejala dampak radiasi lain menyusul setelah ledakan.

Uni Soviet pada waktu kejadian melaporkan hanya 31 korban jiwa akibat bencana ini. Dalam kurun waktu yang sama PBB mengestimasi setidaknya 50 orang tewas. Berbeda dengan klaim Soviet, penelusuran oleh PBB pada tahun 2005, mengungkap setidaknya 4.000 orang lebih tewas akibat radiasi nuklir.

Laporan selanjutnya menyebut bahwa banyak masyarakat yang berada di dekat lokasi kejadian, memiliki penyakit tiroid beberapa dekade setelah kejadian. Sekitar 1991 dan 2015, ada 20.000 kasus kanker tiroid dari masyarakat yang berumur di bawah 18 tahun ketika kejadian, berdasarkan laporan UNSCEAR. Laporan dari NRC menyebut bahwa dampak dari radiasi Chernobyl tidak separah yang dikira sebelumnya.

“Mayoritas dari lima juta penduduk yang tinggal di daerah yang terkontaminasi … menerima dosis radiasi yang sangat kecil yang sebanding dengan tingkat latar belakang alami (0,1 rem per tahun),” menurut laporan NRC.

“Saat ini, bukti yang tersedia tidak secara kuat menghubungkan kecelakaan itu dengan peningkatan leukemia atau kanker padat yang disebabkan oleh radiasi, selain kanker tiroid.”

Suasana di ruang kontrol Chernobyl. Foto: AFP/SERGEI SUPINSKY

‘Hutan Merah’, pepohonan mati, berwarna merah akibat radiasi.

Radiasi tidak hanya menimbulkan dampak ke kesehatan manusia tapi juga lingkungan dan makhluk hidup lain. Tak lama setelah ledakan Chernobyl, pohon-pohon di hutan di sekitar reaktor mati akibat radiasi tinggi.

Wilayah ini kemudian dikenal sebagai “Hutan Merah” (red forest) karena pohon-pohon yang mati berubah warna menjadi seperti jahe terang. Pohon-pohon itu akhirnya ditebang dan dikubur di parit, menurut laporan LiveSceince.

Reaktor radioaktif dikurung di struktur sarkofagus raksasa

Reaktor yang rusak itu kemudian disegel dalam sarkofagus beton yang dimaksudkan untuk menampung sisa radiasi. Sarkofagus ini layaknya tameng yang melindungi lingkungan luar dari radiasi.

New Safe Confinement (NSC) Chernobyl yang menahan radiasi radioaktif Foto: Gleb Garanich/REUTERS

Per 2017 kemarin, sebuah sarkofagus baru selesai dibangun, bernama New Safe Confinement (NFC). Struktur ini memiliki lebar 843 kaki (257 meter), panjang 531 kaki (162 m), dan tinggi 356 kaki (108 m) dan dirancang untuk sepenuhnya menutup reaktor 4 dan sarkofagus sekitarnya setidaknya untuk 100 tahun berikutnya.