Sempat Dirundung Cemas, Suami di Bali Ini Bahagia Istrinya Pulang dari Ukraina

Sempat Dirundung Cemas, Suami di Bali Ini Bahagia Istrinya Pulang dari Ukraina

Nasional

Suasana di Bandara Ngurah Rai, Bali saat kepulangan PMI dari Ukraina – KAD

BADUNG, kanalbali.com – Wajah I Wayan Amin tampak berbinar-binar. Pria asal Kelurahan Kubu, Kabupaten Bangli, Bali, terlihat bersemangat menyambut kedatangan istrinya I Ketut Muliasi di Bandara Ngurah Rai.

Sang istri adalah Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Ukraina yang pada Senin (7/3/2022) malam tiba di Bali. “Ini saya lega sekali. Tentu selama belum pulang sangat cemar karena situasi disana sedang seperti itu, perasaan selalu tidak enak dan hanya bisa berdoa keselamatan istri,” kata Amin.

Istrinya baru 7 bulan bekerja di Ukraina sebagai terapis spa padahal kontrak kerjanya adalah selama dua tahun. Ketika ada berita Rusia perang dengan Ukrania hampir setiap hari dia menelepon istrinya untuk mengetahui kondisinya.

“Sempat bingung juga, karena ada kabar mau dipindahkan ke Rumania. Cuma saya minta bersabar dan jangan panik,” katanya.

Sementara itu, salah satu PMI asal Denpasar, Bali, yang bekerja di Ukraina, Nyoman Sukiati juga merasa senang sekali bisa kembali ke kampung halamannya. Selama di Ukraina dia berada Kota Odessa dan sudah bekerja selama dua tahun lebih.

Ketika terjadi serangan Rusia, semua orang merasa ketakutan dan mereka melihat banyak tentara di jalanan serta eberapakali terjadi ledakan. Mereka tak diperbolehkan keluar dan diharuskan bersembunyi di dalam rumah.

Secara keseluruhan, jumlah pekerja migran yang dipulangkan adalah sebanyak 26 Pekerja Migran. Para PMI asal Bali ini, semuanya adalah perempuan dan mereka rata-rata bekerja sebagai terapis SPA di Negara Ukraina.

I Wayan Amin – KAD

Salah satu PMI yang bekerja sebagai terapis SPA di Ukraina Ni Wayan Sukerayani dari Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali. Ia, menceritakan kondisi dirinya saat dia bekerja di Kiev yang merupakan Ibu Kota Ukraina.

Ia mengaku, sejak tanggal 24 Februari 2022 para Warga Negara Indonesia (WNI) di sana harus berlindung di bunker yang telah disiapkan oleh Pemerintah Ukraina ketika mendengar bunyi sirene.

“Kami, khususnya WNI pagi-pagi jam tiga bangun sudah ada bunyi sirene. Kita berlindung ke bungker, kadang-kadang kita tidurnya dua jam dari tanggal 24 (Februari),” kata Sukerayani.

Ia juga mengaku tak jarang mendengar suara ledakan senjata dan tentu susana mencekam itu membuatnya takut. Namun, pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) pada tanggal 27 Februari sudah menjemputnya.

Sukerayani bekerja di Ukraina baru lima bulan dan kontak kerjanya 1,5 tahun. Ia juga menyatakan bahwa bila situasi kondusif lagi di Ukraina ia ingin kembali, karena di sana bos-nya dan gajinya sangat bagus.

“Kalau sudah baik pengin lagi ke Ukraina. Bosnya bagus hotelnya juga bagus, gajinya juga bagus,” ujarnya. (Kanalbali/KAD)