Tanwir II Pemuda Muhammadiyah Resmi Ditutup, Hasilkan 5 Poin

Tanwir II Pemuda Muhammadiyah Resmi Ditutup, Hasilkan 5 Poin

Nasional

Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, pada konpers pendirian Universiti Muhammadiyah Malaysia, Kamis (12/8). Foto: YouTube/Muhammadiyah

Tanwir II Pemuda Muhammadiyah di Ratu Convention Center, Jambi, resmi ditutup pada Minggu (6/3) sore. Ada 5 poin yang tertuang dalam Khittah Jambi.

Selain menghasilkan Khittah Jambi, keputusan lain juga tercipta dalam acara yang digelar selama tiga hari itu. Di antaranya, konsepsi Pemuda Negarawan dan keputusan AD/ART terkait Muktamar ke-18 Pemuda Muhammadiyah mendatang.

Menutup Tanwir II, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir secara daring mengapresiasi kesuksesan gelaran Tanwir Pemuda Muhammadiyah.

Haedar berharap hasil Tanwir seperti Khittah dan yang lainnya dilaksanakan dengan penuh integritas dan membawa kemajuan dan pencerahan bagi kehidupan persyarikatan, umat, bangsa dan kemanusiaan semesta.

“Kami tentu selalu membersamai dan juga sebagai orang tua mengayomi dan pada hal-hal tertentu memberikan masukan untuk kemajuan Pemuda Muhammadiyah,” tutur Haedar dalam keterangan pers Pemuda Muhammadiyah, Minggu (6/3).

Terkait tema “Gerakan Pemuda Negarawan”, Haedar berpesan agar tema itu menjadi perhatian Pemuda Muhammadiyah agar dijadikan etika publik yang terinternalisasi dalam diri seluruh kader.

Pemuda negarawan, kata Haedar harus menjadi kata sejalan tindakan dan bukan retorika belaka. Kenegarawanan harus menjadi agenda kader yang dalam diaspora peran kebangsaan mereka mewarnai setiap kebijakan, hukum, dan keberpihakan yang adil pada seluruh golongan.

“Gerakan Pemuda Negarawan tentu selain mulia, luhur, juga tantangannya tidak sederhana karena memerlukan komitmen jiwa, alam pikiran, dan tindakan dari seluruh kader dari tingkat Pusat sampai Ranting dan dalam kelompok-kelompok jamaah agar dengan nilai-nilai Islam dalam perspektif Islam Berkemajuan memiliki orientasi kenegaraan dalam kehidupan keumatan dan kebangsaan,” kata Haedar.

“Isu ini tidak boleh menjadi (sekadar) tema Tanwir, tapi menjadi alam pikiran yang terinternalisasi dalam seluruh jiwa, pikiran, dan tindakan para Pimpinan sekaligus melembaga dalam gerakan Pemuda Muhammadiyah sehingga menjadi identitas kolektif,” tambahnya.

Tanwir II Pemuda Muhammadiyah di Jambi. Foto: Nanang Mairiadi/Antara

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Cak Nanto berpesan agar penguatan konsolidasi, kebersamaan, dan komunikasi berjalan di seluruh jaringan Pemuda Muhammadiyah se-Indonesia.

Program pemetaan potensi kader, kata dia, harus diikuti dengan mendidik kader sebagai negarawan muda yang siap melakukan tajdid dalam diaspora kiprah keumatan dan kebangsaan.

“Karena itu mohon Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah percepat program kaderisasi dan kemandirian. Tanpa itu semua kita akan kehilangan ruang dan waktu mengejar ketertinggalan,” pesan Cak Nanto.

“Hasil Tanwir ini tidak untuk Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, tapi untuk kita, seluruh kader se-Indonesia. Dukung dan kuatkan semua, mari kita bergandengan tangan karena kita harus bekerja keras mendistribusikan seluruh potensi kader,” pungkasnya.

Adapun 5 poin dalam Khittah Jambi yang menjadi garis besar perjuangan Pemuda Muhammadiyah, sebagai berikut:

Memiliki memiliki kapasitas dan integritas untuk mengajarkan dan mengamalkan Islam yang wasathiyah,

Memiliki pandangan nasionalis religius dan menjadi Garda terdepan dalam mengawal kepentingan bangsa dan negara serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila UUD 45 dan Bhinneka Tunggal Ika,

Mengedepankan nilai etika politik kenegaraan yang menjadi ciri khas Persyarikatan Muhammadiyah,

Tanggung jawab dalam meraih dan mengawal kekuasaan demi kesejahteraan masyarakat, dan

Berperan aktif menyuarakan isu-isu internasional.