Trauma Isoman Gagal, Banyak Pasien Corona Kini Minta Dirawat di RS

Nasional

Petugas medis melakukan pemeriksaan terhadap pasien COVID-19 di selasar Ruang IGD RSUD Cengkareng, Jakarta, Rabu (23/6/2021). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO

Kepala Subbidang Tracing Satgas COVID-19 Koesmedi Priharto mengungkapkan seluruh fasilitas kesehatan terus bersiap menghadapi potensi lonjakan kasus corona. Apalagi, kini banyak negara termasuk Indonesia tengah menghadapi varian Omicron yang lebih menular.

Koesmedi menuturkan, berbeda dengan varian Delta yang pasiennya bisa memiliki masa penyembuhan 2 pekan bahkan sebulan, pasien dengan Omicron cenderung lebih sebentar pemulihannya.

“Berbeda Juni, Juli kemarin variannya Delta masa penyembuhannya 14 hari hingga 1 bulan. Sedangkan varian Omicron ini dia akan cepat masa sakitnya, rata-rata kalau kita lihat di bawah 5 hari. Sehingga turn over tempat tidur lebih mudah, sebagian besar umunya sudah divaksin,” ungkap Koesmedi dalam diskusi virtual MNC Trijaya, Sabtu (29/1).

Ia pun berkaca pada pengalaman pertengahan tahun 2021 saat terjadi lonjakan kasus corona. Saat itu, banyak pasien yang dirawat bergejala sedang hingga kritis. Tak sedikit juga yang akhirnya meninggal.

Tak hanya itu, masyarakat juga banyak yang gagal melakukan isolasi mandiri karena faskes penuh.

“Bulan Juli itu trauma yang berat buat masyarakat kita. Banyak yang akhirnya melakukan isoman gagal melakukan itu. Banyak faktor yang menyebabkan itu, tempat yang tidak memadai, keluarga komorbid dan lain-lain,” beber Koesmedi.

Pasien saat dirawat di teras gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura, Papua, Jumat (16/7/2021). Foto: Indrayadi TH/Antara Foto

Berkaca dari pengalaman itu, Koesmedi menuturkan saat ini banyak pasien corona yang memilih untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit. Meski pasien tersebut hanya mengalami gejala ringan saja.

“Sekarang ketika ada orang sakit, walaupun dia sakitnya ringan sebenarnya mereka memilih untuk tinggal di rumah sakit. Artinya karena mereka tahu kondisi di rumah tidak memungkinkan,” jelas dia.

Lebih lanjut, ia mengingatkan kepada masyarakat yang ingin mendapatkan perawatan di RS untuk memastikan seluruh biayanaya ditanggung pemerintah. Koesmedi juga menyarankan pasien yang dirawat lebih kepada bergejala berat hingga kritis.

“Kalau mereka mau masuk silakan, tapi memberikan inform consent dan biaya ditanggung mereka masing-masing. Karena takutnya nanti pada waktu sudah pulang kemudian harus membayar biaya kemudian berpikir pemerintah tidak bertanggung jawab,” pungkasnya.

Leave a Reply