Berinvestasi merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan. Ya, berbeda dengan menabung, investasi bisa menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Hal ini pun dapat menjaga kondisi keuangan saat krisis datang.
Meski begitu, diperlukan pemahaman yang matang dalam berinvestasi agar tidak sekadar ikut-ikutan tren. Sebab, setiap investor mempunyai profil risiko yang berbeda-beda tergantung pada tujuan keuangannya.
Bagi para pemula, reksa dana dan obligasi dapat menjadi dua instrumen investasi yang bisa dipilih. Keduanya cenderung minim risiko, membutuhkan modal yang sedikit, dan cocok untuk investasi jangka panjang.
“Kalau untuk pemula, saya saran buat (investasi di instrumen) reksa dana dulu. Karena reksa dana ini kan dikelola oleh manajemen investasi profesional, yang emang sudah puluhan tahun di bidangnya (dalam mengelola dana investor),” jelas Co-founder Ternak Uang, Timothy Ronald.
Podcast Lab: Investasi Mudah dan Nyaman dengan Welma. Foto: kumparan
Timothy juga menjelaskan, kini sudah banyak platform yang memudahkan masyarakat berinvestasi reksa dana maupun obligasi. Salah satunya adalah Welma. Mulai dari daftar SID, transaksi jual beli, hingga kelola portofolio investasi, semua dapat dilakukan dalam satu aplikasi yang diluncurkan BCA ini.
Tak hanya itu, Welma juga didesain dengan fitur-fitur yang memudahkan para pemula. Hanya dengan Rp 100 ribu saja, kamu dapat mulai mencapai tujuan keuangan dengan investasi bersama Welma.
“Orang kira tuh (investasi reksa dana) butuh uang puluhan juta. Terus biasanya kalau mau beli reksa dana di teller cuma Rp 100 ribu tuh biasanya malu. Nah, kalau ini kalian bisa beli sendiri di rumah lewat Welma,” jelas Timothy.
Lantas, bagaimana agar investasi obligasi dan reksa dana menghasilkan cuan yang besar? Adakah kiat-kiat tertentu dalam pengelolaan dua instrumen investasi di atas?
Temukan jawaban dari Timothy dengan mendengarkan Podcast Lab di atas ya!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan BCA
