WHO Ungkap Rumah Sakit hingga Ambulans Jadi Sasaran Serangan di Perang Ukraina

WHO Ungkap Rumah Sakit hingga Ambulans Jadi Sasaran Serangan di Perang Ukraina

Nasional

Seorang pengungsi mencari tumpangan usai melarikan diri dari Ukraina karena invasi Rusia di pos pemeriksaan perbatasan di Medyka, Polandia (1/3/2022). Foto: Kai Pfaffenbach/REUTERS

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (8/3) melaporkan serangan terhadap rumah sakit, ambulans dan fasilitas perawatan kesehatan lainnya di Ukraina telah meningkat pesat dalam beberapa hari terakhir.

Sebagai pihak yang memasok pasokan medis ke Ukraina, WHO telah memberikan peringatan kepada pemerintah Ukraina negara itu saat ini tengah mengalami krisis pasokan medis penting.

Badan PBB pada hari Senin (6/3) mengkonfirmasi sejak hari pertama invasi Rusia 24 Februari lalu, telah menyebabkan sedikitnya 9 orang tewas dalam 16 serangan yang menyasar fasilitas perawatan kesehatan.

Kondisi kerusakan di pintu masuk gedung setelah penembakan oleh pasukan Rusia di Constitution Square di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, Rabu (2/3/2022). Foto: SERGEY BOBOK/AFP

Dikutip dari Reuters, PBB tidak menyebutkan pihak mana yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Petugas darurat senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood, dalam jumpa pers mengatakan penghitungan serangan terhadap fasilitas medis itu juga termasuk insiden penyitaan ambulans untuk tujuan di luar dari perawatan kesehatan darurat.

“Kami akan terus memperbarui angka-angka itu. Jumlahnya meningkat cukup pesat selama beberapa hari terakhir,” kata Smallwood.

Seorang pejuang Ukraina berjalan melewati kerusakan di balai kota Kharkiv, di Ukraina, Rabu (2/3/2022). Foto: SERGEY BOBOK/AFP

Direktur Regional Eropa, Hans Kluge dalam sebuah briefing mengatakan pasokan medis di Ukraina seperti oksigen, insulin, peralatan pelindung pribadi, pasokan bedah dan produk darah sudah kian menipis.

“Pasokan oksigen, vaksin anak-anak, dan keahlian kesehatan mental termasuk di antara prioritas utama WHO untuk kawasan itu,” kata Kluge.

Kluge juga menekankan perlunya memprioritaskan kebutuhan kesehatan perempuan, termasuk kesehatan ibu dan perawatan kebidanan darurat, serta penanganan kekerasan berbasis seksual dan gender dalam situasi konflik yang saat ini bergulir di Ukraina.

Bukan tanpa alasan, penekanan Kluge itu disampaikan mengingat konflik-konflik yang terjadi di masa lalu telah menunjukkan remaja putri, perempuan penyandang disabilitas, dan perempuan lanjut usia berada dalam situasi yang paling rentan.

“Mereka menghadapi peningkatan risiko menderita serangan oleh orang-orang di luar rumah dan oleh kelompok bersenjata serta kekerasan pasangan intim, pelecehan, dan eksploitasi seksual,” tutup Kluge.

Penulis: Sekar Ayu