Asosiasi Kripto soal Token ASIX Anang Hermansyah: Jangan Terlena Publik Figur!

Asosiasi Kripto soal Token ASIX Anang Hermansyah: Jangan Terlena Publik Figur!

Nasional

Anggota DPR Anang Hermansyah saat diskusi RUU permusikan di Cilandak Town Square Jakarta Senin (4/2). Foto: Ronny/kumparan

Token kripto ASIX yang dirilis Anang Hermansyah menjadi perbincangan panas di media sosial. Sejak dirilis pada 27 Januari 2022, ASIX disambut baik oleh sejumlah investor kripto dan kenaikan harga token tersebut dapat dikatakan positif.

Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto (Aspakrindo), Teguh Kurniawan Harmanda, menyambut baik segala perkembangan dan inovasi yang terjadi di industri aset kripto dan ekosistem blockchain di Indonesia, termasuk adanya ASIX.

Teguh merasa masyarakat saat ini juga sudah antusias dengan segala perkembangan mengenai aset kripto, NFT, DeFi, GameFi, dan segala hal yang masuk dalam ekosistem blockchain. Namun, ia menegaskan masyarakat tak boleh sembarangan dalam membeli token kripto.

“Antusias ini pun juga harus disikapi dengan kehati-hatian. Banyak koin atau token yang bermunculan memanfaatkan hype di tengah masyarakat. Perlu ditekankan, untuk merilis koin atau token yang memiliki standar global itu tidak mudah. Ada proses due diligence yang harus dipenuhi,” kata Teguh saat dihubungi, Kamis (10/2).

Teguh menjelaskan sebuah project kripto yang baik dan benar akan selalu membagikan whitepaper. Hal tersebut sama seperti prospektus di dunia saham, jika ada perusahaan yang akan IPO.

Teguh mengatakan dalam whitepaper akan dijelaskan tentang proses roadmap ke depan dari aset kripto yang dibuat dan bagaimana proses ke depannya.

“Salah satu hal yang penting meneliti dan memeriksa tim di balik developer aset kripto tersebut, jangan terlena dengan sosok public figure. Karena adanya tim dan partner yang solid bisa berdampak baik dalam pengembangannya ke depan,” ujar Teguh.

Teguh menegaskan, project kripto yang kurang baik dan bisa merusak industri selalu memakai konsep brand marketing yang tidak masuk akal, melebihi dari capaian, dan selalu menonjolkan kemewahan. Menurutnya, koin atau token apa pun kalau tidak komitmen dan tidak memikirkan utility untuk solve problem, maka bisa berpotensi merusak industri.

Teguh mengatakan, Bappebti punya aturan untuk menentukan mana saja aset kripto yang resmi ada di Indonesia. Bappebti melakukan penilaian Analisis Hierarki Proses (AHP) dengan tetap memperhatikan aspek keamanan, profil tim dan anggota tim yang mengembangkan, tata kelola dan skalabilitas sistem blockchain, hingga roadmap yang dapat diverifikasi pencapaiannya.

Untuk itu, Teguh menekankan masyarakat yang tertarik dengan aset kripto harus mempelajari dengan baik agar tidak tertipu atau merugi.

“Sekali lagi, masyarakat yang ingin terjun ke investasi kripto selalu melakukan riset terlebih dahulu mengenai aset kripto yang akan dibeli. Dari segi harga, utilitas, teknologi, serta perusahaan yang mengeluarkan aset kripto tersebut,” tutur Teguh.

“Beli aset kripto yang telah masuk dalam daftar resmi Bappebti. Pelajari risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam investasi aset kripto. Jangan mudah tergiur dengan tawaran dari suatu investasi,” tambahnya.

Token kripto ASIX yang dirilis Anang Hermansyah menjadi perbincangan panas di media sosial. Alih-alih dapat dukungan positif, netizen tengah menyoroti promosi token ASIX dengan membawa sederet selebriti tanah air yang dinilai kurang tepat.

Untuk meramaikan kripto miliknya, Anang mengunggah video singkat yang memperlihatkan salah satu musisi Indonesia, Judika telah membeli 1 miliar token ASIX.

“Barusan Judika sudah beli. Mana, Jud? Tunjukin, Jud. Judika pegang 1 miliar. Dia belajar pertama kali. Tuh, Judika pegang 1 miliar token,” ujarnya dalam video yang diunggah lewat akun Twitter miliknya @ananghijau, Senin (7/2).

Selain Judika, selebriti dan kerabat Anang ikut meramaikan pembelian token ASIX seperti Kevin Aprilio yang membeli senilai Rp 100 juta, Titi Kamal, Ariel NOAH, Atta Halilintar, dan Thariq Halilintar.

Di luar dugaan, video tersebut banyak menuai komentar negatif dan disebut memiliki kejanggalan. Salah satunya terlihat dari jumlah Binance Smart Chain (BSC) di akun milik Judika yang terlihat nol.

“Mana ada beli tapi saldo BSC nya 0, sukanya ngadi-ngadi deh,” kata salah satu netizen membalas unggahan video di Tweet Anang.

“Dia kaga beli, dikasih anang itu hasil transfer,” tulis netizen lainnya.

Tak hanya ramai di Twitter, video promosi ini menjadi perbincangan hangat di salah satu akun TikTok. Menurut pemilik akun tersebut, mustahil jika membeli 1 miliar token dan mendapatkan 1 miliar tanpa ada pengurangan.