Dubes Belanda di Kiev Imbau Warganya Segera Tinggalkan Ukraina

Dubes Belanda di Kiev Imbau Warganya Segera Tinggalkan Ukraina

Nasional

Seorang veteran dari batalyon Pengawal Nasional Ukraina Azov melakukan pelatihan militer untuk warga sipil di tengah ancaman invasi Rusia di Kyiv, Ukraina, Minggu (30/1/2022). Foto: Gleb Garanich/REUTERS

Dubes Belanda di Kiev, Jennes de Mol, mengimbau warganya secepat mungkin meninggalkan Ukraina. Imbauan mendesak itu disampaikan dalam pertemuan online sekitar satu jam dengan warga Belanda di Ukraina, dipantau dari siaran radio BNR, Jumat (11/2) waktu setempat.

De Mol mengatakan pemerintah Belanda tidak menyiapkan pusat evakuasi. Sehingga warga Belanda di Ukraina diminta mempertimbangkan imbauan pemerintah dan segera mengevakuasi diri.

“Untuk hal seperti itu Ukraina terlalu luas dan warga Belanda sangat terpencar. Jadi, kami tidak akan menjemput anda,” ujar Dubes De Mol seraya menambahkan bahwa imbauan yang disampaikannya sesuai dengan arahan langsung dari Den Haag.

De Mol dalam pertemuan online itu juga mengimbau warga yang belum melaporkan diri agar segera lapor melalui layanan informasi Kemlu. Ia mengatakan, situasi saat ini sangat tidak terduga dan warga Belanda perlu bertanya pada diri sendiri sejauh mana keberadaannya di Ukraina itu perlu.

“Sudah jelas bahwa situasi di dan sekitar Ukraina sangat tidak pasti, serta bisa tiba-tiba dan dengan cepat tereskalasi atau tidak terkendali. Ada dinamika yang tidak bisa diduga. Oleh karena itu pertanyaannya relevan: apakah tinggal di Ukraina itu penting dan perlu? Itu pertimbangan yang ingin saya sampaikan kepada anda. Jika tidak demikian adanya, maka pertimbangkanlah untuk berangkat segera dan saat ini juga. Jika tidak penting, pikirkan bahwa saat ini masih mungkin untuk berangkat,” tegasnya.

De Mol menekankan nanti akan sulit bagi Kedubes Belanda untuk bisa membantu warga Belanda secara memadai. Jika memilih untuk tinggal, maka itu adalah tanggung jawab masing-masing.

“Dan hendaknya disadari bahwa bagi kami akan sulit untuk bisa membantu anda secara memadai jika anda nanti mendapat masalah. Izinkan saya memberi saran: jangan ambil risiko yang tidak perlu dan hendaknya ambil keputusan secepatnya,” tegasnya lagi.

De Mol menyadari keputusan meninggalkan Ukraina bukan keputusan yang mudah. Namun, dia mengingatkan warga yang memutuskan untuk tetap tinggal di Ukraina harus mempersiapkan diri dengan baik.

“Hendaknya anda tahu betul perkembangan yang terjadi dengan mengikuti berita. Terus terang kami sebagai perwakilan juga sama seperti anda tak bisa memprediksi apa yang akan terjadi. Sayang sekali kita tidak punya kaca benggala. Bisa dengan cepat terjadi, oleh karena itu penting sekali untuk mempersiapkan diri dengan baik,” ujarnya.

Ia menyebut jika terjadi eskalasi, Kedubes Belanda tidak akan bisa mengevakuasi warga dengan baik. Ia kembali menegaskan warga Belanda sangat terpencar, sehingga untuk mengorganisir pusat evakuasi sulit dilakukan.

“Apa yang bisa kami lakukan untuk anda? Dengan segala keterusterangan lebih baik kami katakan bahwa mungkin sama sekali tidak seperti yang anda harapkan. Jika wilayah udara dinyatakan tertutup, maka anda harus mengurus sendiri dengan kendaraan sendiri untuk keluar dari negara ini. Kami tidak bisa menjemput anda atau mengorganisir pusat evakuasi. Negara ini terlalu luas dan warga Belanda sangat terpencar,” jelasnya.

Pasukan terjun payung Rusia berbaris dalam parade militer Hari Kemenangan di Lapangan Merah menandai peringatan 76 tahun berakhirnya Perang Dunia II di Eropa di Moskow, 9 Mei 2021. Foto: AP/Alexander Zemlanichenko

Langkah yang Harus Dilakukan Warga Belanda untuk Meninggalkan Ukraina

Lebih lanjut, De Mol mengungkapkan sejumlah langkah yang harus diurus warga Belanda untuk meninggalkan Ukraina. Salah satunya adalah transportasi.

“Jika anda mempunyai kendaraan sendiri, usahakan agar kendaraan anda siap. Usahakan sudah diisi bensin penuh dan anda punya bekal bensin cadangan, lalu tersedia cukup selimut di dalam mobil, cukup air untuk minum selama perjalanan, cukup makanan, dan peta negara Ukraina (jika meletus perang internet bisa offline, tak bisa akses Google Map, red),” ujarnya.

“Itu semua kelihatannya hal biasa, tapi penting sekali untuk dibawa. Juga jangan lupa membawa green card untuk melintasi perbatasan,” lanjutnya.

De Mol juga menyampaikan Kedubes Belanda sudah menyiapkan kantor layanan darurat di Lviv, kota paling barat di Ukraina dekat perbatasan dengan Polandia.

“Apa yang sedang kami lakukan adalah bahwa kami menyiapkan tempat layanan darurat di Lviv. Itu semacam tempat di mana warga bisa berkumpul, bisa mendapat informasi termutakhir, jika perlu juga bisa makan, beristirahat, sebelum mereka mengambil langkah untuk melintasi perbatasan. Dan jika semua komunikasi terputus, sesuatu yang bisa saja terjadi, maka anda sudah tahu bahwa anda bisa menuju tempat tersebut di Lviv. Dari situ kami akan berusaha semampu kami untuk membantu anda dan menyiapkan anda untuk melintasi perbatasan,” pungkasnya.

Laporan: Eddi Santosa