Fitur iPhone Ini Bikin Facebook Rugi Rp 143 Triliun

Fitur iPhone Ini Bikin Facebook Rugi Rp 143 Triliun

Nasional

Logo Meta, rebranding perusahaan Facebook. Foto: Dado Ruvic/Reuters

Perusahaan induk Facebook, Meta, menuding fitur App Tracking Transparency yang dibuat Apple untuk iPhone telah membuat mereka rugi 10 miliar dolar AS (sekitar Rp 143 triliun). Tudingan ini disampaikan Meta tatkala mereka memperkirakan pertumbuhan pendapatannya lebih lemah dari perkiraan pada kuartal berikutnya, hingga membuat nilai saham mereka turun lebih dari 26 persen pada Kamis (3/2).

Meta mengatakan pendapatan kuartal pertama hanya diperkirakan sekitar 27 miliar hingga 29 miliar dolar AS, jauh di bawah perkiraan para analis yang menyebut pendapatan mereka akan melebihi 30 miliar dolar AS. Salah satu penyebab tidak tercapainya target tersebut, kata Meta, disebabkan oleh fitur di iPhone yang bikin Facebook kehilangan pendapatan 10 miliar dolar AS dari iklan.

“Kami percaya dampak iOS secara keseluruhan adalah tantangan pada bisnis kami pada tahun 2022,” kata CFO Meta, Dave Wehner, kepada para analis setelah laporan pendapatan kuartal keempat perusahaan. “Ini di urutan 10 miliar dolar AS, jadi ini merupakan tantangan yang cukup signifikan untuk bisnis kami.”

Tentang App Tracking Transparency iPhone

Fitur App Tracking Transparency sendiri pertama kali diberikan Apple di iOS 14.5, yang dirilis untuk iPhone tahun lalu. Fitur tersebut juga termasuk dalam iOS 15, yang berjalan pada 72 persen iPhone modern, menurut Apple.

iPhone 13 Series. Foto: Dok. Apple

App Tracking Transparency merupakan fitur popup yang menanyakan pengguna apakah mereka ingin dilacak saat membuka aplikasi. Jika pengguna mengatakan tidak, pengembang aplikasi tidak dapat lagi mengakses Identifier for Advertisers (IDFA), semacam ID perangkat yang digunakan untuk menargetkan dan mengukur efektivitas iklan online.

Sebuah studi dari perusahaan pengukuran iklan AppsFlyer pada bulan Oktober menunjukkan bahwa 62 persen pengguna iPhone memilih untuk tidak membagikan IDFA mereka.

Bagi pengiklan, fitur privasi dari Apple tersebut mengganggu mekanisme untuk mereka melacak pembelian atau pengunduhan yang telah dilakukan pengguna. Perusahaan periklanan online telah menyuarakan ketidaksenangan mereka dengan fitur tersebut sejak pertama kali diumumkan pada Juni 2020.

Di antara perusahaan periklanan online itu, Facebook menjadi yang paling keras mengkritik Apple. Pada Desember 2020, misalnya, Facebook beriklan satu halaman penuh di The Wall Street Journal, New York Times dan Washington Post untuk mengkritik fitur App Tracking Transparency dan mengatakan bahwa fitur itu tentang “keuntungan, bukan privasi.”

Menanggapi kritik tersebut, CEO Apple, Tim Cook, menjelaskan bahwa Facebook masih dapat melacak pengguna iPhone. Namun, pelacakan tersebut mesti melalui persetujuan pengguna lewat App Tracking Transparency.

Apple memang sering menjadikan keamanan privasi sebagai bagian penting dari pemasarannya untuk iPhone dan produk lainnya. Mereka memberikan pelanggan kemampuan untuk menyetop pelacakan dan menyediakan langkah-langkah untuk membuat pelacakan lebih sulit di browsernya, Safari.

Leave a Reply