IHSG Bakal Tembus 7.000, Ini Saham-saham yang Bisa Diincar

IHSG Bakal Tembus 7.000, Ini Saham-saham yang Bisa Diincar

Nasional

Karyawan mengamati layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramal bakal tembus ke level 7.000 dalam waktu dekat. Peluang ini terbuka lebar karena tren laju IHSG sejak awal tahun terus bergerak naik.

Hari ini, IHSG berakhir di level 6.823, 64 dan indeks LQ45 berada di 973.64. Selama sebulan, IHSG sudah naik 2,66 persen.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Martha Christina, rekor baru IHSG sangat mungkin ditembus. Selain IHSG bulan ini tembus di level 6.800, investor asing juga banyak membeli saham dengan nilai mencapai Rp 12,5 triliun.

Menurutnya, perburuan investor asing atas saham perbankan, yang membukukan kinerja di atas ekspektasi, membawa IHSG melesat ke level tertinggi.

“Setelah bergerak di kisaran terbatas pada Desember 2021 (+0,7 persen secara bulanan) dan Januari 2022 (+0,8 persen secara bulanan), secara teknikal kami perkirakan IHSG akan mampu menembus level 7.000 di bulan Februari ini,” kata dia dalam acara Mirae Asset Media Day secara virtual, Kamis (10/2).

Martha menilai, walaupun ada ancaman gelombang ketiga COVID-19, pengaruhnya diperkirakan akan terbatas terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini seiring upaya pemerintah untuk menjaga kestabilan ekonomi.

Pada Februari ini, pelaku pasar juga akan disibukkan oleh rilis kinerja perusahaan tahun 2021. Jika laporan keuangan perusahaan bagus, gairah investor pasar modal akan semakin besar.

Mirae pun merekomendasikan saham-saham yang bisa diincar investor menuju IHSG pecah rekor. Menurut Senior Investment Information Nafan Aji Gusta, ada tiga sektor yang bisa dipertimbangkan investor sebagai pilihan.

Pertama, sektor perbankan dengan saham pilihan BBNI, BBRI, BMRI dan BBCA. Kedua, sektor energi dengan saham pilihan ITMG, PGAS dan PTBA. Ketiga sektor konstruksi dengan emiten pilihan WSKT, PTPP dan WEGE.

“Selain itu, didukung ekspektasi kinerja keuangan yang baik, kami juga menambahkan saham SMDR, ISSP dan AUTO,” kata Nafan dalam kesempatan yang sama.

Menurutnya, sektor perbankan menjadi pilihan seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia yang akan memacu pertumbuhan kredit. Perbaikan ekonomi juga akan mendukung sektor konstruksi untuk menggenjot realisasi kontrak dan target kontrak baru di tahun ini.

Sementara itu, kenaikan produksi dan harga jual batu bara akan membuat emiten pertambangan batu bara membukukan pertumbuhan laba yang positif.

Investor melihat layar monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan

Melihat besarnya investasi di pasar modal, terutama kalangan anak muda, Mirae Asset Sekuritas Luncurkan Sage Club. Head of Priority Wealth Management Mirae, Fransisca Wiryasaputra, mengatakan Sage Club, yang berarti “kearifan melalui refleksi dan pengalaman” merupakan layanan dari Priority Wealth Management yang melayani nasabah-nasabah prioritas Mirae Asset Sekuritas Indonesia.

“Sage Club ini memiliki visi untuk menjadi mitra berinvestasi yang tepercaya dan memfasilitasi nasabah untuk meraih tujuan jangka panjang. Sage Club mengedepankan kebutuhan nasabah dengan menawarkan berbagai solusi keuangan untuk memaksimalkan kepuasan nasabah,” kata dia.

Nasabah prioritas yang tergabung dalam Sage Club akan dimanjakan dengan layanan-layanan yang terbagi dalam tiga nilai utama fasilitas prioritas, yaitu Wealth Management Solutions; Layanan Offline & Aplikasi Pelaporan Komprehensif; serta Membership & Reward Services.

Dengan Wealth Management Solutions, nasabah prioritas mendapatkan akses eksklusif ke layanan tim riset dan analis kami untuk memperoleh analisis dan konsultasi mendalam untuk tiap kebutuhan investasi dan kelas aset (saham, obligasi, reksa dana, dan KPD/kontrak pengelolaan dana).

“Setiap anggota Sage Club akan dilayani oleh tim khusus yang terdiri atas Relationship Manager, Stock Dealer, Research Analyst, dan Customer Service, yang akan membantu semua kebutuhan berinvestasi nasabah. Layanan investasi offline secara private tersebut akan memberikan pengalaman lebih dalam perjalanan berinvestasi nasabah,” ucapnya.